Kemenko Perekonomian nilai implementasi LCT menunjukkan hasil positif

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Deputi Direktur Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan Departemen Koordinasi Perekonomian Ferry Irawan menilai penerapan Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) telah menunjukkan hasil yang baik baik dari nilai transaksi maupun jumlah Mata Uang Lokal. Pengguna Transaksi Mata Uang (LCT).

“Program ini menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam memperkuat stabilitas perekonomian negara di tengah semakin sulitnya tantangan dunia. Penggunaan mata uang lokal dalam bisnis lintas negara tidak hanya membantu menjaga nilai tukar tetap stabil, tetapi juga berperan penting dalam mendukung pertumbuhan riil sektor tersebut,” kata Ferry dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Pada Kamis, 12 Agustus 2024, Kementerian Koordinator Perekonomian dan Bank Indonesia (BI) serta delapan kementerian/lembaga (K/L) di bawah Satgas Nasional LCT menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dan rapat koordinasi. Sehubungan dengan kegiatan Satgas Nasional LCT dan kinerja kerjanya.

Penandatanganan ini merupakan langkah penting pemerintah untuk menegaskan komitmen penggunaan mata uang lokal untuk transaksi ekonomi dan keuangan lintas batas sebagai bagian dari upaya memperkuat stabilitas perekonomian nasional.

Penandatanganan kerja sama ini merupakan kelanjutan dari Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati pada 5 September 2023.

Melalui perjanjian ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan anggota Satgas Nasional LCT menekankan kerja sama kebijakan dan komunikasi antar sektor untuk mempercepat penerapan mata uang domestik di negara-negara bilateral dan non-mitra.

Penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kokoh untuk memperkuat implementasi LCT di masa depan, serta meningkatkan informasi dan pengetahuan yang akurat antar kementerian/lembaga terkait, sebagai landasan pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.

Saat ini Indonesia telah berpartisipasi dalam kerja sama LCT dengan delapan negara yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, China, Singapura, Korea Selatan, India, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Namun kerja sama pada tataran implementasi baru dilakukan dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok. Artinya, pelanggan Indonesia dan klien dari keempat negara tersebut dapat melakukan dan menerima pembayaran dalam mata uang lokal.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia sedang mengupayakan kerangka kerja sama dengan empat negara lainnya, yakni Singapura, Korea Selatan, India, dan Uni Emirat Arab, untuk segera diimplementasikan agar LCT lebih efektif.

Pada paruh pertama tahun 2024, nilai transaksi LCT tercatat sebesar $4,7 miliar, meningkat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Saat ini, total pengguna LCT telah mencapai 3.850 orang, meningkat signifikan sebesar 1,5 kali lipat dibandingkan tahun lalu dan 38 kali lipat sejak peluncuran pertama LCT pada tahun 2018. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan program dalam meningkatkan adopsi LCT. mata uang lokal, mis. negara-negara mitra.

Selain itu, Ferry juga menekankan pentingnya komunikasi dengan pemangku kepentingan dunia usaha, khususnya di bidang perdagangan internasional.

“Koeksistensi LCT dengan pelaku usaha harus diperluas untuk memperkuat pemahaman dan meningkatkan partisipasi efektif dalam meningkatkan pengguna mata uang lokal. Inovasi yang memberikan insentif menarik bagi pelaku usaha, khususnya di bidang otomotif, harus segera diterapkan untuk menjamin keasliannya. manfaatnya dalam dunia usaha,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan dan memperkuat kerja sama antar berbagai sektor dalam mendukung penerapan LCT yang berkelanjutan.

Dengan kerja sama yang erat dan kebijakan yang tepat, LCT diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia dan memperkuat peran mata uang lokal dalam hubungan internasional.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berharap langkah ini dapat meningkatkan stabilitas perekonomian negara, memperkuat peran modal dalam negeri dalam bisnis lintas negara, dan mendukung pertumbuhan sektor riil yang berkelanjutan.

“Dengan implementasi yang efektif dan insentif yang tepat, kita akan melihat semakin banyak pelaku usaha yang memanfaatkan LCT sebagai solusi urusan internasional, sehingga akan memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian dunia,” kata Ferry.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours