Kemenkominfo upayakan mediasi persoalan “ojek online”

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pihaknya akan berupaya memediasi antara calon dan mitra untuk mencari solusi terkait permasalahan terkait pengemudi kendaraan bermotor yang mengajukan permintaan lihat secara online atau ojol .

Budi Arie mengatakan di Jakarta, Jumat, “Begini, ini persoalan antara pemohon dan buruh. Kami akan coba mediasi dan kami akan berikan aturan yang baik, tidak hanya dari pemohon tapi juga dari buruh.”

Budi Arie mengatakan, upaya ini dilakukan agar para pelamar dan pegawai OJOL bisa mendapatkan solusi yang tepat sesuai kebutuhannya.

Budi Arieh menekankan pentingnya mendengarkan keluhan dan masukan para pegawai OJOL agar kebijakan yang diterapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Terkait kebijakan moneter, kata Budi Ari, persoalan ini tidak hanya terjadi pada Kementerian Komunikasi dan Informatika saja, namun banyak departemen dan lembaga lain termasuk pemerintah daerah.

“Jangan salah, pemerintah daerah juga berkepentingan dengan tarifnya. Mungkin berbeda antara satu tempat dengan tempat lain,” ujarnya.

Budi Arie mengatakan tentang kemungkinan perubahan undang-undang Menteri Komunikasi dan Informatika tentang pajak sepeda motor online, kebijakan ini harus diintegrasikan.

Hal ini penting karena kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan kepentingan berbagai kelompok, termasuk pengemudi kendaraan bermotor, pemohon, dan masyarakat umum pengguna layanan.

Budi Arie menegaskan, pemerintah berupaya memberikan yang terbaik bagi pekerja migran di Indonesia.

“Saat ini kami masih berusaha menyatukan semuanya agar bisa berjalan,” ujarnya.

Anggota Aliansi Nasional Ojol (KON) menceritakan permasalahan yang mereka hadapi kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Angga Raka Prabowo pada Kamis (29/8).

KON antara lain mengusulkan perubahan dan penambahan ketentuan dalam Undang-Undang Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sentimen Komersial Bagi Pengemudi Ojek Online dan Messenger Online di Indonesia.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Kementerian Perhubungan dan Komunikasi harus mempunyai kewenangan untuk menyelidiki dan menyelidiki berbagai tindakan dan program aplikasi yang terbukti merugikan pengemudi dan operator.

Koalisi tersebut meminta menteri untuk membatalkan program layanan bertarif rendah untuk mengantarkan makanan dan bahan makanan kepada semua pemohon karena dianggap merugikan dan tidak adil bagi sesama pengemudi dan penumpang.

Mereka juga menuntut tarif yang seragam untuk layanan dan layanan pesan-antar makanan di seluruh penyedia dan membebaskan biaya pengembangan penawaran untuk mitra driver ojol.

Selain itu, koalisi juga menyerukan legalisasi layanan transportasi sepeda motor melalui keputusan bersama para menteri yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan layanan transportasi sewaan swasta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours