Kemenkop UKM menggenjot digitalisasi UMKM sektor produksi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) berupaya memperbanyak pelaku UMKM yang memanfaatkan platform digital, karena saat ini mayoritas UMKM yang masuk ke pasar digital masih fokus pada retailer. . kegiatan.

Staf Khusus Menteri Otonom Ekonomi Kreatif Kementerian Koperasi dan UKM Fiki Satari dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun ini.

Hingga Desember 2023, terdapat sekitar 25 juta UMKM atau 39,52% dari total UMKM yang hadir di platform e-commerce atau setara dengan 84,3% dari target.

Kementerian Koperasi dan UKM berharap jumlah pelaku UMKM dapat terus bertambah, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional, termasuk menciptakan lapangan kerja. Dengan digitalisasi, UMKM mempunyai peluang besar untuk terus meningkatkan kreativitas dan inovasi produknya agar mampu bersaing di platform digital.

“Kami ingin ekonomi digital melahirkan UMKM di sektor produktif dan sektor riil, karena ini bisa menciptakan sumber perekonomian baru,” kata Fiki pula.

Menurut Fiki, potensi ekonomi digital sebesar Rp 877 triliun harus dimanfaatkan oleh UMKM. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap produk-produk yang dijual di platform e-commerce untuk memastikan memberikan ruang yang lebih besar kepada produk lokal.

“Seharusnya menjadi poin anda bahwa manfaat ekonomi digital ini diterima oleh siapa saja sehingga perlu dilakukan penyelarasan platform e-commerce agar regulasinya diperkuat,” kata Fiki.

Selain mengoptimalkan pasar digital yang besar, Fiki juga memaparkan strategi yang bisa dilakukan UMKM agar berdaya saing tinggi, termasuk berkelompok dengan UMKM lain untuk skala ekonomi yang lebih besar.

Kemudian, UMKM juga harus bermitra dengan pelaku ekonomi besar agar mampu mematuhi standarisasi produksi.

“Kami telah mengadopsi berbagai pendekatan melalui inkubator, fasilitator, agregator, dan akselerator inisiatif. Dengan mengoptimalkan perannya, produk UMKM bisa berdaya saing tinggi,” kata Fiki.

Dewi Tenty Septi Artianty, penggiat koperasi dan UMKM membenarkan, kini semakin banyak UMKM yang beralih dari penjualan offline ke online.

Menurutnya, hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan agar ke depan tren perdagangan digital dapat tercapai dengan tetap menjaga kualitas produk.

Pemerintah diharapkan dapat memfasilitasi proses transformasi usaha UMKM agar lebih berkembang di era teknologi digital dengan menyediakan rumah digital, seperti halnya Kementerian Koperasi dan UKM yang menyiapkan rumah produksi masyarakat. Hal ini diperlukan agar pelaku UMKM dapat meningkatkan sumber daya manusia dan produknya melalui rumah digital ini.

“Sehingga perlunya lebih banyak lagi rumah produksi yang mendukung ekosistem digital, khususnya agar produk UMKM semakin menarik dan dapat diterima di berbagai pasar,” kata Dewi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours