Kemenparekraf Dorong Pengusaha Film Indonesia Makin Berkembang untuk Perkuat Sektor Ekonomi Kreatif

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya memperkuat dan memperhatikan indeks saham sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah industri film Indonesia.

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adyatama Nia Niscaya mengatakan, industri kreatif Indonesia, termasuk perfilman, perlu mendapat perhatian lebih karena industri ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Industri film masih mempunyai banyak ruang untuk tumbuh. Beberapa indikatornya adalah perkembangan perekonomian, pertumbuhan kelas menengah, dan peningkatan jumlah penonton bioskop,” jelas Nia dalam surat mingguan tersebut. dengan acara Sandi Uno pada Senin (15/7/2024 ) ).

Kemenparekraf juga menjalin kerja sama dengan PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham sektor pariwisata dan kreatif perekonomian Indonesia khususnya perfilman. Nia berharap penonton film tersebut di Indonesia bisa lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai 52 juta penonton.

Ekonom senior PT. Samuel Sekuritas Fithra Faisal Hastiadi mengatakan film merupakan salah satu bentuk hiburan yang selalu menarik minat masyarakat untuk mencari hiburan. Untuk itu para pengusaha film memerlukan dukungan agar bisa terus berkarya dan berdampak pada sektor perekonomian.

“Januari lalu, ketika politik sedang ramai, orang-orang akhirnya pergi ke bioskop untuk bersenang-senang. “Nah, itu yang bisa jadi solusi, apalagi kalau perekonomian sedang rendah,” jelas Fithra.

Direktur Pengelolaan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Zulkifli Harahap juga mengatakan, insentif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada pengusaha film Indonesia dapat memperluas dan menciptakan rumah produksi yang lebih merata di Tanah Air.

Ia menambahkan, industri perfilman Indonesia akan lebih menarik jika pemerintah bisa mempromosikannya kepada sejumlah investor, baik dalam maupun luar negeri.

“Upaya film ini sebenarnya tidak terlalu bagus. “Kami mendorong investasi studio film agar tumbuh dan berkembang di Indonesia, memiliki studio film jenis lain agar tidak hanya ada di Jawa tapi di Sulawesi, Sumatera dan sebagainya,” tutup Nia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours