JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperekraf) mendukung kegiatan yang dilakukan Badan Pelaksana Balai Borobudur (BPOB) bekerja sama dengan Pusat Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Mohammadiyah (MCEBI) yang menggalakkan kegiatan di wilayah tersebut. akan menerapkan Pengembangan usaha berbasis kompetisi bagi pelaku kreatif dan kreatif di sektor pariwisata Borobudur.
Nya Niskaya, Kepala Tenaga Ahli Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adyatama menjelaskan, bisnis berbasis kompetisi bagi organisasi ekonomi kreatif di kawasan pariwisata Borobudur akan memperkuat jaringan desa wisata yang berkembang dari Jadesta). Ia juga masuk dalam nominasi Penghargaan Desa Wisata Indonesia (ADWI) dalam kompetisi Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur.
“Tentunya Kemenparekraf mengapresiasi inovasi, adaptasi dan kolaborasi yang telah terjadi selama pelaksanaan kegiatan ini,” kata Nia dalam “The Weekly Brief with Sandy Uno” yang digelar di Hybrid Way. adalah Gedung Sapta Pesona di Jakarta, Senin (15/07/2024).
Rangkaian kegiatan promosi bisnis kompetitif bagi para pelaku kreatif dan kreatif sektor pariwisata Borobudur dilaksanakan pada tanggal 26-28 Juli 2024 di Sarana Wisata Gua Creo, Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang dan Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang, Kecamatan Tembalang. akan pergi KotaSemarang.
Direktur Industri Pariwisata dan Organisasi Pariwisata Otorita Borobudur Bisma Jatnika mengatakan, 17 organisasi ekonomi kreatif dari desa wisata akan dipilih menjadi 8 organisasi ekonomi kreatif.
“Kita berharap bisa kompetitif karena kita berharap bisa menjadi agen perubahan. Kita juga banyak berkomunikasi dengan Ibu Andang dari MCEBI bagaimana memastikan kita melatih orang-orang itu. Ya yang ambisius, bersemangat dan benar-benar punya visi ke depan, kata Bisma.
Bisma berharap program ini dapat memacu semangat para pelaku kreatif di desa wisata lainnya untuk berkembang melalui kegiatan inkubasi bisnis berbasis kompetisi.
“Jadi nantinya ada 4 desa wisata di Kabupaten Semarang, 2 desa wisata di Kota Semarang, kemudian 6 desa wisata dari Kabupaten Kendal, kemudian 1 desa wisata dari Balora, Wonosobo, Batang, Temanang dan Jepara. Di setiap desa,” kata Bisma.
Ketua Mohammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) Andang Rudyatin berharap program ini dapat melahirkan pelaku usaha yang kreatif, inovatif dan beretika.
“Jadi nanti mereka akan melakukan business matching dan bertemu dengan jaringan pengusaha seperti pelaku bisnis perhotelan dan pemilik restoran,” kata Andang.
+ There are no comments
Add yours