Kemenparekraf gelar forum pengelolaan destinasi wisata bahari Manado

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan wadah pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan sebagai ruang berbagi ilmu kepada pemangku kepentingan sekaligus mengidentifikasi potensi wisata biru di Manado, Utara. Sulawesi (Sulut ). ).

Direktur Pengembangan Destinasi II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bambang Cahio Murdoko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan diperlukan sinergi dan kerja sama berbagai pihak dalam melestarikan ekosistem laut dan menginisiasi model pengembangan pariwisata berbasis komunitas. .

“Masyarakat sebagai aktor penggerak perekonomian dan penggerak wisata komunitas sudah seharusnya dan harus mempunyai kapasitas lebih dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata bahari serta edukasi terkait aspek konservasi bawah laut khususnya bagi masyarakat pesisir,” kata Bambang.

Direktur Eksekutif Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Dolly R Korengkeng mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai upaya mendongkrak pariwisata Manado dalam mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Likupang.

“Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam hal pengelolaan pariwisata berkelanjutan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif over-tourism atau kunjungan wisatawan yang berlebihan ke Kota Manado,” kata Dolly.

Salah satu pembicara dalam forum tersebut, Soni Tasidjava dari Wildlife Conservation Society, mengatakan perlindungan lingkungan dan kearifan lokal dapat dijadikan sebagai wisata konservasi dan edukasi budaya. Jangan lupa bahwa pemberdayaan masyarakat lokal merupakan elemen kunci bagi pengembangan wisata alam yang inklusif dan berkelanjutan.

“Melalui langkah-langkah proaktif dalam menjaga lingkungan, wisata bahari dapat dikembangkan tanpa mengorbankan alam dan kelestarian lingkungan,” ujarnya pula.

Irvan Thamrin savisatavisata.com berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait penguatan jaringan pengelolaan destinasi bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dan mengidentifikasi potensi pariwisata biru di Kota Manado.

“Solusi untuk mengatasi tantangan pengembangan wisata bahari, yaitu penerapan standar pariwisata berkelanjutan, penerapan pembatasan pengunjung, pemantauan daya dukung ekosistem, dan pelibatan masyarakat lokal dalam upaya perlindungan dan eksploitasi sumber daya alam,” kata Irvan.

Forum pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dihadiri oleh Pengurus Desa Wisata Malalaiang Dua, Pengelola Desa Wisata Tongkaina, Pengelola Malalaiang Beach Walk, Persatuan Fotografi Profesional Indonesia (IPFI) Sulut, Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Sulut, PUTRI Sulawesi Utara, pemangku UMKM, Dinas Pariwisata Kota Manado, pemerhati pariwisata dan media lokal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours