Kemenparekraf pamerkan memorabilia rekaman musik dan radio Mas Yos

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memamerkan memorabilia dari koleksi peralatan rekaman dan penyiaran langka milik Mas Yos, seorang pionir musik dan radio di tahun 60an.

Direktur Manajemen Industri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Syaifullah Agam menyatakan, pameran tersebut merupakan bagian dari peluncuran buku biografi bertajuk “Panggil Aku Mas Yos”.

“Kalau kita ingin memahami bagaimana industri musik Indonesia bisa berkembang hingga sebesar sekarang, kita harus mulai dari Mas Yos,” kata Syaifullah Agam di Jakarta, Rabu.

Syaifullah Agam menjelaskan, melalui keberanian dan visi pria bernama asli Suyoso Karsono ini akhirnya tercipta sebuah infrastruktur yang memungkinkan berkembangnya musik dan budaya populer Indonesia.

Mas Yos juga dijuluki “Komodor Balap” karena kegemaran dan ketertarikannya yang kuat terhadap musik saat masih menjadi perwira TNI AU.

Menurut Agam, Mas Yos mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sejarah musik tanah air.

Memulai ekonomi kreatif di dunia musik setelah kemerdekaan Republik Indonesia di dunia piringan hitam pada tahun 1951 hingga sekarang dengan penerbit Irama, J&B dan Elshinta, serta radio komersial Elshinta Broadcasting System dan Suara. Radio Irama Indah.

Ia juga dikenal sebagai produser, penyanyi, penyiar, dan pengembang bakat yang telah mencatatkan penyanyi dan musisi legendaris di tanah air. Nick Mamahit, Sam Saimun, Nien and Jack Lesmana, Bubi Chen, Nurseha, Titiek Puspa, Mus Mualim, Bing Slamet, Rachmat Kartolo, Joppie Item, Orkes Gumarang, Orkes Arulan, Oslan Husein.

Tak hanya itu, Mas Yos juga berkolaborasi dengan Waldjinah, Marini, Henny Poerwonegoro, Lilies Suryani, Koes Bersaudara, Usman Bersaudara, Bob Kuncioly, Kris Biantoro, Aida Mustafa, Widyawati (Trio Visca), Dara Puspita, Harvey Malaihollo, The Elshian Seniori. Grup Masnait dan banyak lainnya.

“Mas Yos adalah sosok visioner yang telah berkontribusi besar terhadap perkembangan industri kreatif Indonesia, khususnya di bidang musik dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” ujarnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Elshinta Suyoso saat peluncuran buku dan pameran “Panggil Aku Mas Yos” di Jakarta, Rabu (11/9/2024). (ANTARA/Adimas Raditya)

Tak hanya di bidang musik, Mas Yos juga merupakan pionir di dunia radio. Pada tahun 1966, beliau mendirikan Radio AM Elshinta, radio komersial swasta pertama di Indonesia yang kemudian menjadi ikon media dengan berbagai program off-air, relay internasional dari BBC UK, VOA USA dan Hilversum Belanda.

Penyiarnya adalah para selebritis seperti Jenderal (Purn) Hoegeng I. Santoso, Mien Uno, Tuning Sukobagyo, Nien Lesmana, Rudy Gontha dan masih banyak lagi.

Mas Yos melanjutkan inovasinya di bidang radio dengan mendirikan Radio Suara Irama Indah pada tahun 1974, stasiun radio FM komersial pertama di Indonesia dengan kualitas stereo, yang menjadi pionir dalam memutarkan lagu-lagu terkini di kalangan pendengar muda.

Pameran yang digelar di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pertanian Jakarta Pusat ini akan dibuka untuk umum pada minggu depan untuk memberikan kesempatan masyarakat menyaksikan langsung jenazah Mas Yos, ujarnya. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours