Kemenperin dorong penggunaan pewarna alam batik guna tarik minat Gen Z

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian mendorong pelaku industri kecil dan menengah (UKM) di sektor kerajinan batik untuk menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan, guna menarik minat generasi Z atau milenial, mengingat potensi pasar di segmen tersebut. . cukup besar. Oleh karena itu, kami terus menekankan pentingnya memperkenalkan teknik fesyen berkelanjutan, salah satunya adalah penggunaan pewarna alami bagi industri batik, kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni. Yanita di Jakarta, Selasa .

Menurut Dirjen IKMA, penggunaan pewarna alami yang ramah lingkungan merupakan bentuk adaptasi para pelaku IKM batik tanpa mengabaikan standar sejarah pembuatannya. Pasalnya, generasi Z menyukai konsep fesyen yang berkelanjutan dan inklusif, sehingga perlu adanya perubahan pendekatan para perajin batik untuk memanfaatkan potensi pasar di segmen anak muda.

Konsep ini, lanjut Reni, mengedepankan nilai seluruh aspek atau pihak-pihak yang terlibat dalam industri, seperti aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, serta dapat diterapkan di berbagai rantai pasok, misalnya pada sektor produksi (hingga hulu), yakni pada sektor industri. dengan menggunakan bahan baku yang ramah alam. Sedangkan di sektor hilir dengan memanfaatkan limbah produksi fesyen.

“Dengan mengedepankan konsep berkelanjutan ini, industri batik bisa lebih bertahan dan melawan tren industri fashion yang bergerak cepat dan menyumbang banyak limbah,” ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, guna mendorong penggunaan warna-warna natural batik untuk mendominasi pasar Gen Z, pada 13-17 Juli 2024, pihaknya bersinergi dengan Institut Batik Indonesia (YBI) mengadakan program dukungan teknis produksi. pewarna alami di IKM Sentra Batik Tasikmalaya

Upacara ini juga merupakan bagian dari kegiatan perayaan Hari Batik Nasional yang dimulai dan dilaksanakan bersama dengan YBI. Sebanyak 25 peserta kerajinan batik diberikan pengetahuan dan keterampilan terkait teknik pewarnaan alami, serta metode pemasaran batik.

Katanya, penggunaan pewarna alami pada industri batik membutuhkan waktu produksi yang lebih lama. Hal terpenting dalam menggunakan pewarna alami adalah mencatat hasil warna yang dihasilkan dari komposisi bahan baku yang benar.

“Ini tantangannya, bagaimana menciptakan berbagai tingkat warna dari bahan baku asli,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Aneka Industri dan Industri Kimia, Sandang dan Kerajinan Kementerian Perindustrian Alexandra Arri Cahyani mengungkapkan, selain pengenalan pewarna alam, peserta pelatihan juga diberikan materi terkait permodalan melalui Perniagaan Rakyat. . Kredit (KUR), cara pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), dan potensi diversifikasi produk.

Dirjen IKMA juga memfasilitasi penggunaan peralatan mesin yang dapat digunakan oleh kelompok perajin di Sentra IKM Batik Kota Tasik, yaitu peralatan pembuatan pasta warna asli dan kompor batik elektrik, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours