Kemenpora Gelar Rakor, Ciptakan Kolaborasi Genjot Indeks Pembangunan Pemuda

Estimated read time 2 min read

KULON PROGO – Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 43/2022, koordinasi lintas sektor dalam kerja sama pengabdian pemuda perlu diwujudkan melalui Konferensi Koordinasi Pembangunan Pemuda (Rakor) yang diselenggarakan pada Selasa oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). ). (8 Juni 2024) Yogyakarta. Keputusan Presiden ini melibatkan 28 kementerian/lembaga (K/L) dan daerah, dengan Wakil Presiden berperan sebagai ketua tim operasional dan Kementerian Koordinator bertindak sebagai koordinator.

Wakil Direktur II Bidang Pembinaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Dr. Raden Doesanta, M.Pd menekankan pentingnya langkah strategis untuk mewujudkan kerjasama tersebut. Rakor tersebut dihadiri oleh narasumber dari berbagai instansi antara lain Sekretaris Koordinator Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Woro Srihastuti Sulistyaningrum dan Deputi Analis Kebijakan Sekretariat Pembangunan Daerah. . Kementerian Dalam Negeri, Edgar Rangkasa, Direktur KPAPO BAPPENAS, Raden Rara Rita Erawati, Deputi Direktur Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pembangunan Samarata, Suprayoga Hadi, Wakil Direktur, Ahmad Avenzora, Direktur Kesejahteraan Masyarakat dan Statistik, Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Ni am.

Suprayoga Hadi menyoroti tujuh poin penting yang disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat sidang Dewan Menteri terkait Perpres No. 43/2022. Hal ini mencakup peran daerah dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) dan pentingnya koordinasi antar organisasi daerah (OPD).

Suprayoga mendorong provinsi untuk lebih memperhatikan permasalahan pemuda dan menyediakan RAD yang sesuai dengan anggaran yang memadai. Saat ini baru 17 provinsi yang menyediakan RAD, sedangkan Indonesia memiliki 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

Dalam konteks Youth Development Index (IPP) yang mencapai 56,33 poin, Suprayoga menemukan tiga dari lima indikator tidak berubah: pendidikan, kesempatan kerja, dan gender. Meskipun skor IPP mengalami peningkatan, diperlukan upaya lebih lanjut untuk mempercepat kemajuan di ketiga bidang ini.

“Perencanaan dan penganggaran harus berjalan bersamaan, tanpa perencanaan, tidak akan ada anggaran. Kami sangat fokus pada kesiapan RAN dan RAD karena berdampak langsung pada anggaran,” kata Suprayoga.

Lebih lanjut, ia menambahkan: “Sudah ada delapan kategori penghargaan yang representatif, namun indikator pendidikan, kesempatan kerja dan gender harus lebih diperkuat pada tahun 2024.”

Rapat koordinasi ini diharapkan dapat menghasilkan tindakan nyata untuk meningkatkan efektivitas pelayanan pemuda dan mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours