Kementan jamin ketersediaan Biodiesel B50

Estimated read time 2 min read

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (ANTARA) – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) memastikan ketersediaan pembangkit listrik berkelanjutan melalui perkebunan, termasuk biodiesel B50.

Menteri Pertanian (Menton) Andi Amran Suleiman saat meresmikan pabrik PT Jhonlin Agra Raya Biodiesel B50 di Batulicin, Kalimantan Selatan, Minggu, mengatakan Indonesia memiliki pangan dan biodiesel yang menguasai 58% CPO dunia. .

Oleh karena itu potensi ini perlu dikelola dengan baik, kata Amran.

Amran juga mengatakan biodiesel B50 akan berdampak pada perekonomian, politik, dan sektor lainnya karena negara-negara di benua Eropa membutuhkan 2,6 juta kilo per tahun.

Amran mengatakan, “Jadi jelas tujuan kami adalah mengembangkan penggunaan biodiesel B50. Pameran ini akan menjadi preseden dalam sejarah pengenalan B50 di Tanah Air.”

Sementara itu, Ketua Pokja B50 Andi Noor Alamsiyah mengungkapkan, pemerintah berkomitmen menyediakan tenaga listrik dengan memudahkan masyarakat mendapatkan biodiesel B50 dengan harga terjangkau dan mengutamakan lingkungan.

Alam mengatakan ketahanan energi merupakan faktor penting dalam pembangunan berkelanjutan negara, termasuk melalui B50 yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi kesenjangan perdagangan serta meningkatkan taraf hidup petani.

Menurut Alam, tantangan pengembangan biodiesel B50 di masa depan terkait dengan pakan ternak dan CPO dan langkah-langkah khusus untuk meningkatkan kapasitas pabrik telah dilakukan pada masa transisi, termasuk meningkatkan produksi hingga 90%. .

Selain itu, Alam mengatakan perlunya inovasi dan teknologi untuk mengubah definisi B50, mengubah cara penggunaan biodiesel dan menerapkan teknologi baru, strategi komunikasi, dan memperkuat hukum.

“Kami juga mengubah infrastruktur dan fasilitas untuk program B50 mendatang,” kata Alam.

Oleh karena itu Alam menegaskan, semangat kerja sama seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci kemajuan penerapan B50 yang mencakup kementerian/lembaga teknis di pusat dan daerah.

“Hal utama yang perlu ditekankan adalah pertama-tama mendorong pendekatan multipihak, termasuk perusahaan dan industri biodiesel,” kata Alam.

Alam menambahkan, perlu adanya perdagangan global dan harus ada proses kerjasama dan prinsip profit serta untuk mencapai visi dan tujuan pengembangan tanaman berkelanjutan terutama untuk keamanan negara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours