Kementan yakini pompanisasi dan korporasi solusi swasembada pangan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Pertanian (Kementan) menilai rencana pengalihan dan pengelolaan lahan pertanian yang awalnya dikelola oleh keluarga dalam korporasi merupakan solusi strategis menuju swasembada pangan, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai negara besar. negara. Pemain di pasar pangan global. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya terus mendorong transformasi sektor pertanian di Indonesia melalui pendekatan klaster dan pengembangan korporasi pertanian dengan menggunakan teknologi modern. Pumping, mengingat kedua hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pangan lokal.

Menurutnya, saat berkunjung ke peternakan Brantley Farming Company di negara bagian Arkansas, AS, skema korporasi farming dan pumping yang dijalankan pihaknya sejalan dengan konsep pengelolaan lahan pertanian di Amerika.

Menurutnya, ciri khas perusahaan pertanian Brantley Farming Company di Arkansas adalah investasi bersama dalam grup untuk mengintegrasikan teknologi pertanian presisi untuk mengoptimalkan proses penanaman, irigasi, serta penggunaan pestisida dan insektisida Pupuk

Selain itu, otomatisasi dalam penanaman, penyemprotan, dan pemanenan juga dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan biaya produksi secara signifikan.

Selain itu, analisis berbasis data besar digunakan untuk memantau efektivitas input produksi seperti pengelolaan lahan, perkiraan hasil panen, dan peningkatan varietas benih padi. Konsep ini juga melibatkan integrasi vertikal, menghubungkan budidaya dengan pengolahan dan pemasaran, termasuk ekspor.

Amran mengatakan Kementerian Pertanian RI menerapkan konsep korporasi tersebut dengan mengadaptasi lahan suboptimal termasuk lahan basah di Merauke, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah untuk menciptakan lahan pertanian baru seluas 3 juta hektar.

Sementara itu, pemompaan yang dilakukan pihaknya juga sejalan dengan konsep modernisasi di Amerika Serikat dan terbukti mampu meningkatkan produktivitas produk pertanian lokal dalam kondisi El Nino.

Menurut dia, produksi beras pada Agustus diperkirakan 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton berdasarkan data Area Sampling Framework (CSA) yang diterbitkan BPS. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan produksi beras pada bulan yang sama dalam lima tahun terakhir. Baca Juga: Mentan: Kurangi Resiko Kekeringan Panjang Dengan Pompa Baca Juga: Mentan Bandingkan Ketergantungan Pangan di Masa Jokowi vs Soeharto Baca Juga: Wamentan Optimis Wujudkan Swasembada Pertanian Indonesia Beras

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours