Kemlu: Diplomasi dalam penyelesaian isu Myanmar berlangsung perlahan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Direktur Jenderal Kerjasama Asia Kementerian Luar Negeri RI Siddharto R. Sorodipuro mengatakan upaya diplomasi ASEAN untuk membantu menyelesaikan krisis di Myanmar masih terus berjalan meski perlahan.

“Padahal, sejak awal, dan Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) juga beberapa kali menyebutkan pada tahun lalu, upaya diplomasi tersebut sebenarnya tidak dimaksudkan untuk berhasil dalam semalam,” kata Siddharth sebelum konferensi pers Menteri Luar Negeri ASEAN ke-57. Rapat (AMM) di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, berbagai permasalahan di Myanmar bukan hanya disebabkan oleh kudeta militer pada tahun 2021 saja, melainkan sudah mengakar selama bertahun-tahun.

“Dalam konteks ini, bisa dipastikan kemajuan (untuk menyelesaikan masalah ini) berjalan lambat,” kata orang yang diidentifikasi bernama Arthu tersebut.

Meski begitu, Ortho meyakinkan bahwa ASEAN akan terus berupaya membantu menyelesaikan masalah Myanmar dengan mengikuti Konsensus Lima Poin (5PC).

Ada seruan untuk menghentikan kekerasan, (tapi) kekerasan masih terus berlanjut. Kemudian (pendistribusian) bantuan kemanusiaan juga dilakukan oleh ASEAN yang dikoordinasikan oleh AHA Center, ” dia berkata.

ASEAN juga terus mendorong dialog antar semua pihak melalui Mekanisme Perwakilan Khusus Ketua ASEAN.

“Tapi upaya itu dilakukan ya, namanya diplomasi, dan tidak dibicarakan di media. “Ya, tentu saja, di bawah kepresidenan Laos, perwakilan khusus juga berkomunikasi dengan berbagai pihak,” kata Orto.

Ia juga memastikan mekanisme troika yang dibentuk ASEAN untuk menyelesaikan masalah Myanmar terus dijalankan.

Mekanisme troika yang diterapkan Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini, Laos sebagai ketua ASEAN tahun ini, dan Malaysia sebagai ketua ASEAN tahun depan dinilai sangat penting untuk menjamin kesinambungan penanganan isu Myanmar.

Terkait mekanisme troika, Ortho mengungkapkan telah terjadi diskusi untuk memperluas mekanisme ini tidak hanya di kalangan anggota ASEAN tetapi juga mencakup negara-negara perbatasan Myanmar seperti Tiongkok, India, dan Bangladesh.

“Untuk saat ini, Pertemuan Menlu ASEAN mendatang belum membahas perpanjangan TRACA. Tapi persoalan ini di luar forum resmi (sedang dibahas),” ujarnya.

Isu Myanmar juga akan dibahas pada sesi retret EMM ke-57 di Vientiane, Laos, pekan depan. Delegasi non-politik akan mewakili Myanmar dalam pertemuan tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours