Kemlu: Pemerintah ingin pastikan WNI bermigrasi dengan aman

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Sekretaris Negara Direktorat Kebudayaan, Sosial, dan Internasional Negara Berkembang Penny Devi Herasati menegaskan, pemerintah Indonesia ingin memastikan migrasi yang aman dan teratur bagi warganya.

“Imigrasi adalah hak. Imigrasi adalah sebuah pilihan. Dan “merupakan hak setiap orang untuk bermigrasi dengan alasan apapun (untuk) pendidikan, pekerjaan, keluarga, dan lain-lain,” kata Pence di Jakarta, Selasa.

Informasi tersebut disampaikannya pada kesempatan pertemuan tersebut. Konferensi Nasional: Tata Kelola Migran untuk Pembangunan Berkelanjutan diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI dan PBB di Indonesia pada hari Selasa.

Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dr. United Nations Development Programme (UNDP) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyelenggarakan proyek kolaborasi. “Tata Kelola Migrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” periode 2022-2024.

Proyek ini menerima pendanaan dari Multi-Partner Migration Trust Fund (MMPTF) yang mempunyai misi memperkuat kapasitas pemerintah pusat dan daerah dalam mengelola migrasi tenaga kerja.

Program ini juga mengembangkan kebijakan dan program yang responsif gender dan berbasis hak serta mengakui potensi migran untuk berkontribusi terhadap pembangunan sejalan dengan Global Compact on Migration (GCM).

Lanjut Penny. Salah satu tindakan GCM adalah mengembangkan indikator tata kelola migrasi yang dapat mengukur dampak kebijakan pemerintah terhadap migrasi, yaitu apakah kebijakan tersebut sudah cukup baik dan perlu diperkuat.

(Kiri-Kanan): National Migration Monitoring Program Officer Diah Zahara, Perwakilan UN Women Indonesia Dwi Yuliawati Faiz, Anggota United Nations Development Program (UNDP) Siprianus Bate Soro, dan Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Penny di Kementerian Luar Negeri RI Urusan dan Gabungan Devi Herasati berbicara kepada wartawan di sela-sela “Simposium Nasional: Tata Kelola Migran untuk Pembangunan Berkelanjutan” yang diselenggarakan bekerja sama dengan Rashtra Sangh. Selasa (23/7/2024) (Antara/Cindy Frisenti)

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan UN Women Indonesia Dwi Yuliawati Faiz mengatakan proyek kerja sama tersebut juga memasukkan manajemen migrasi yang responsif gender dalam rancangan RPJMN 2025-2029.

“Jadi yang pasti proyek itu juga menjamin keberlanjutan,” kata Dwi.

Sementara itu, anggota UNDP Cyprianus Bet Soro mengatakan proyek kerja sama tersebut memiliki tiga hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah koordinasi dan kerja sama antar pihak. di tingkat nasional dan regional

Kedua, proyek ini berupaya mencari sumber pendanaan alternatif yang lebih mudah. Agar para migran tidak terjerumus ke dalam perangkap utang

Ketiga, program ini mendukung WNI yang melakukan migrasi secara aman dan legal.

“Silakan berimigrasi secara legal. Sebagai proyek konservasi, imigrasi bukanlah sebuah kutukan namun sebuah berkah, sebuah manfaat pembangunan bagi keluarga dan masyarakat,” kata Ciprianas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours