Kemlu: Toleransi, moderasi beragama di RI merupakan kekuatan bangsa

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Direktur Diplomasi Publik Direktorat Jenderal dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Ani Nigeriawati meyakini toleransi dan moderasi beragama menjadi kekuatan bangsa Indonesia.

Karena nilai-nilai toleransi beragama, moderasi beragama, bangsa Indonesia mempunyai kekuatan yang belum tentu dimiliki negara lain, kata Ani dalam konferensi pers yang diselenggarakan Limana Institute di Jakarta, Jumat.

Ani mengatakan, apa yang saat ini sedang dikaji untuk menciptakan kehidupan harmonis antar umat beragama di Indonesia merupakan hal yang sering dijadikan acuan bagi negara-negara mitra Indonesia.

“Kita dilihat oleh banyak negara, kita mampu memimpin dalam hal ini, apa yang telah kita lakukan dan bagaimana kita melibatkan unsur non-pemerintah,” jelas Ani tentang membangun kerukunan umat beragama di Indonesia.

Untuk itu Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Institute of Lima menyelenggarakan Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Transkultural (LKLB) pada 10-11 Juli 2024 di Jakarta dengan mengusung tema “Kerjasama Multiagama dalam Masyarakat Inklusif”.

Konferensi ini berfokus pada mewujudkan kerja sama multi-agama di mana orang-orang yang berbeda agama dan keyakinan dapat saling belajar dan bekerja sama, sekaligus mengakui dan menghormati perbedaan agama dan keyakinan untuk mengatasi isu-isu yang menjadi perhatian bersama.

Selain itu, Ani juga menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Agama akan menjadi tuan rumah Dialog Antaragama antara Indonesia dan Austria ke-8 pada 8-9 Juli 2024 di Bandung.

Ani mengatakan delegasi Austria akan mengunjungi Masjid Istiklal dan menggelar konser musik organ di Gereja Katedral Jakarta sebelum mengikuti dialog.

Kementerian Luar Negeri juga akan mengundang delegasi Austria mengunjungi desa mediasi keagamaan di kawasan Bandung Wetan untuk bertemu dengan Forum Kerukunan Umat Beragama.

Ia juga akan mengajak delegasi Austria untuk berbincang dengan para pemuda berbeda agama yang memiliki keahlian di berbagai bidang di Indonesia, sehingga mereka dapat melihat sendiri bahwa para pemuda berbeda agama dan budaya dapat berkumpul untuk membangun komunitas yang kuat di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours