Kenaikan Yesus Kristus ajarkan toleransi beragama dan berbagi kasih

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (INTRA) – Pastor Madya Gereja Katedral Jakarta mengatakan, Hari Raya Kenaikan Isa Almasih mengajarkan jemaahnya untuk selalu mengamalkan toleransi beragama dan berbagi kasih sayang kepada sesama.

“Kita dipilih oleh Tuhan dan diutus untuk mewartakan Tuhan bersama kita, yaitu mewartakan cinta kasih dalam solidaritas kepada umat atau kaum lemah, kaum miskin, kaum kecil dan kaum marginal,” kata Katedral Jakarta, berbagi kasih kepada banyak orang dengan hidup bersama. .Rekan pendeta gereja Johannes David S. bertemu Antara di Jakarta, Kamis.

Memperingati hari raya yang mengusung tema “Memperkuat Persatuan dan Dukungan untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”, tantangan yang dihadapi seluruh umat beragama saat ini adalah menjaga toleransi beragama yang menghormati hak setiap manusia atas keberagaman.

Padahal hukum negara menjamin kebebasan individu untuk menganut agama apapun.

Dalam rangka menunjukkan rasa saling menghormati dan menghargai umat Kristen Katolik dan Protestan, Pemerintah melalui Keputusan Presiden (Cabris) Nomor 2024.

“Kita patut berterima kasih kepada setiap umat manusia, meski sebagian orang menganggap pandangan tersebut tidak berlaku bagi mereka. Tentu ini yang kita inginkan dan khawatirkan,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat harus memahami bahwa setiap orang harus mempunyai akhlak yang sama meskipun berbeda keyakinan dan sesama manusia. Terutama berbagi kasih sayang, hidup damai dan sejahtera.

“Pesan yang ingin saya sampaikan, sebagai umat beragama, kita bertemu dalam landasan moral yang sama. Boleh berbeda keyakinan, berbeda keyakinan, tapi kita bertemu dalam satu kemanusiaan, satu etika. Berbagi cinta, hidup damai dan kesejahteraan, “Oleh karena itu, marilah kita saling menjaga toleransi.” kata Johannes.

Berkaca pada kisah Yesus Kristus, Yohanes masuk surga bukan karena Yesus ingin meninggalkan manusia, namun Ia akan hadir dalam setiap tahapan kehidupan dan akan menjadi jawaban atas permasalahan manusia, terutama menunjukkan cinta dan kasih sayang. .

“Setelah kebangkitan Yesus, nampaknya kita juga perlu waktu untuk bertobat dan menyucikan diri. Masih ada keharmonisan antara murid dengan Tuhan.

“Tetapi setelah Paskah, kebangkitan Tuhan inilah para murid merasakan sukacita, kedamaian, pertobatan, mereka ingin Tuhan diutus dari bangsa Indonesia untuk mengumumkan keluarga kecil, lingkungannya, tanahnya. Umumkan cinta. Margin,” dia dikatakan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours