Kenapa Orang Mudah Menyebarkan Hoaks? Ini Jawabannya Menurut Penelitian

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Hal inilah yang menyebabkan masyarakat mudah percaya dan menyebarkan informasi hoaks. Media sosial merupakan salah satu platform yang menjadi tempat ditemukannya berita-berita palsu alias hoax.

Data yang dipaparkan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan pada tahun 2023 terdapat 1.615 kasus terkait publikasi hoax di platform dan website digital.

Angka ini mungkin lebih tinggi karena tidak semuanya diberitakan dan dikoreksi lalu mengapa orang mudah percaya dan ingin menyebarkan hoax? Artikel ini akan dibahas, check it out!

Alasan Mengapa Orang Mudah Menyebarkan Hoax

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan bahwa kerentanan masyarakat terhadap berita palsu dan propaganda memengaruhi perasaan mereka.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Southern California (USC) menunjukkan bahwa hoax dapat menyebar karena penggunanya tidak memiliki kemampuan berpikir kritis yang diperlukan untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

Lebih jauh lagi, pemikiran dan pengambilan keputusan seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan politik tertentu. “15% orang yang berbagi berita dalam penelitian ini bertanggung jawab menyebarkan sekitar 30% hingga 40% berita palsu,” kata penelitian tersebut, dikutip otoritas situs USC.

Sebuah tim peneliti dari USC Marshall School of Business dan USC Dornsife College of Letters, Economics and Science terus menyelidiki mengapa begitu banyak orang dengan mudahnya menyebarkan berita palsu.

Oleh karena itu, mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukan masyarakat saat menyebarkan hoax didasarkan pada kebiasaan atau pemikiran yang muncul saat bermain di media sosial.

Hingga saat ini, tanpa disadari, orang-orang yang bermain media sosial menggabungkan rasa menyukai atau menerima, berkomentar, mengikuti tren atau isu yang sedang viral, dan menyebarkan berita. “Karena sistem pembelajaran berbasis penghargaan di media sosial, pengguna menggunakan norma untuk berbagi informasi saat mereka menerima informasi dari orang lain,” tulis para peneliti.

Sangat mudah untuk mempercayai Hoax dalam kebiasaan Media Sosial

Jadi berbicara, mengunggah, berbagi, dan berinteraksi dengan orang lain di media sosial bisa menjadi hal yang biasa.

Itu sebabnya banyak orang yang mudah percaya dan menyebarkan berita bohong atau hoax. Mereka tidak menjawab dengan pikiran dan alasan, namun berbicara cepat dan berbagi karena sudah terbiasa.

“Kebiasaan pengguna di Internet adalah pendorong utama penyebaran informasi palsu daripada karakteristik pribadi. Lihat berita palsu di Internet,” kata Gizem Ceylan, direktur penelitian di USC Marshall

Dalam penelitian terhadap 2.476 pengguna aktif Facebook berusia 18 hingga 89 tahun, peneliti menemukan bahwa aktivitas harian pengguna meningkat dua kali lipat.

Dalam beberapa kasus, jumlah berita palsu meningkat tiga kali lipat. Penyebaran berita palsu lebih berpengaruh dibandingkan faktor lainnya, termasuk kemauan politik dan kurangnya pengambilan keputusan yang serius.

“Memahami dinamika penyebaran kesalahpahaman adalah penting karena adanya konsekuensi politik, kesehatan dan sosial,” kata Ian A. Anderson, ilmuwan perilaku dan kandidat doktor di USC.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours