Kepala BSKDN Minta Daerah Wujudkan Pelayanan Publik yang Cepat, Murah, dan Mudah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kepala Badan Strategi Kebijakan Internal (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo meminta pemerintah daerah (Pemda) Indonesia mengidentifikasi layanan publik yang cepat, murah, dan mudah dijangkau masyarakat.

Hal ini tidak hanya terjadi di mana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang di Jawa Barat (Jabar) terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Sebagai Regional Innovation Resource Officer, Yusharto mengatakan, “Selain pelayanan pemerintah yang cepat, masyarakat memerlukan layanan berkualitas yang memberikan informasi yang jelas, dan layanan pemerintah harus murah dan mudah didapat.” Pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapda) dengan Kabupaten Sumedang, Jumat (12/7/2024).

Menurut Yusharto, daerah mempunyai peran strategis dalam mencapai kualitas pelayanan publik melalui inovasi. Salah satu cara untuk meningkatkan inovasi adalah melalui kolaborasi. Kemitraan diyakini berpotensi menciptakan sistem pelayanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain kerjasama, pentingnya pemanfaatan teknologi informasi untuk mempercepat proses pelayanan juga ditekankan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.

“Tidak ada organisasi yang bisa menyelesaikan permasalahannya sendirian, harus terus menjalin kerjasama dengan unit kerja lain, dan kerjasama ini semoga bisa menjadi solusi atas buruknya kualitas pengembangan organisasi dan kelembagaan kita saat ini,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yusharto mengimbau kepada Pemerintah Provinsi Sumedang untuk tidak berpandangan negatif terhadap inovasi yang memerlukan anggaran besar untuk melakukan inovasi. Menurut dia, daerah bisa menambah anggarannya yang kecil melalui inovasi.

Daerah harus mulai mencari dana inovatif untuk mendukung berbagai kegiatan, kata Yusharto. Upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pemerintah pusat. Yusharto yakin hal ini akan meningkatkan kemandirian daerah.

Padahal, jika kita kreatif menghilangkan defisit anggaran, Kabupaten Sambas (Provinsi Kalimantan Barat) bisa membangun 30 jembatan non APBD. Dengan memanfaatkan modal sosial yang ada di masyarakat, mereka bisa mendapatkan infrastruktur yang luar biasa berharganya, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours