Keren! Indonesia Sudah Mampu Bikin Mobil Berbahan Bakar Bioethanol

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Produsen mobil Indonesia mampu memproduksi mobil berbahan bakar bioetanol. Namun sayangnya mobil tersebut masih ditujukan untuk pasar ekspor karena bahan bakarnya belum siap di Indonesia.

Saat ini, Indonesia baru menerapkan biodiesel B35 yang memadukan 35 persen biofuel. Program tersebut baru berjalan sejak tahun lalu, meski biodiesel B30 sudah dilaksanakan lebih awal.

Tolong. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika mengungkapkan, Indonesia memang lebih maju dari segi industri. Sayangnya, penggunaan bahan bakar berkelanjutan belum dikelola dengan baik sehingga kendaraan ramah lingkungan baru diterapkan dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami benar-benar pionir dalam masuknya etanol, sehingga kendaraan di Amerika Latin yang memiliki mesin fleksibel untuk etanol ini diproduksi di Sunter pada tahun 1996,” kata Putu di ICE BSD City, Tangerang, Senin (22/7/2024).

Seperti diketahui, pemerintah kini tengah mendorong peningkatan produksi bioetanol dan juga akan ditingkatkan menjadi B40. Hal ini untuk mengurangi impor BBM yang menjadi beban APBN setiap tahunnya.

Putu menyayangkan kendaraan ramah lingkungan produksi Indonesia harus dijual ke negara lain. Faktanya, hal ini bisa menjadi solusi terhadap masalah polusi udara yang semakin memburuk.

“(Bioetanol mobil) diekspor ke Amerika Latin karena etanol tidak pernah sampai. Tahun 2018-2019 kita sudah siap adopsi E10 untuk kendaraan roda empat. Kalau sepeda motor, E20 sudah siap banget,” tuturnya.

Untuk mengatasi masalah kualitas udara, Putu juga menyarankan untuk melakukan pendekatan terhadap berbagai pilihan mobilitas ekologis. Selain mobil listrik, pemerintah juga perlu mendukung kendaraan hybrid dan sel bahan bakar karena membantu mengurangi emisi.

Pengembangan kendaraan yang bisa menggunakan bahan bakar nabati (BBM) alias biofuel juga harus dipercepat. Hal ini seharusnya sangat membantu dalam mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas udara.

“Kita dorong jarak tempuhnya lebih jauh karena memungkinkan semaksimal mungkin beralih dari bensin ke biodiesel. Nanti kita bisa mengembangkan sel bahan bakar, tinggal mengganti mesin Flexi dengan generator sel bahan bakar. Ini akan sangat bagus. transisinya, mari kita arahkan akuisisi ke teknologinya,” kata Putu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours