Kesigapan Bareskrim Berantas Sindikat Narkoba Internasional Diacungi Jempol

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Adhe Nuansa Wibisono, Direktur Jenderal Lembaga Kajian Keamanan dan Pertahanan Indonesia (Pusaka), memuji kerja Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dalam membongkar jaringan narkoba internasional yang menyasar Indonesia. Diketahui, Bareskrim Polri berhasil membubarkan kelompok pengedar narkoba internasional asal Malaysia-Myanmar dan menyita 157 kilogram sabu siap edar yang disita pada Senin 22 Juli 2024 di Provinsi Aceh.

Sebelumnya, pada awal Juli 2024, di Kota Malang juga menyita 1,2 juta ton ganja sintetis, 25.000 butir ekstasi, 25.000 butir xanax, dan 40 kilogram bahan alam siap produksi. Produksi ganja sintetis di Malang merupakan yang terbesar di Indonesia dan bahan bakunya diimpor dari Tiongkok.

“Kami mengapresiasi kecerdasan Bareskrim Polri dalam membongkar jaringan Malaysia-Myanmar-China. Keberhasilan ini sejalan dengan pesan Kapolri bahwa obat-obatan terlarang harus diberantas dari atas ke bawah,” kata Wibisono, Selasa.23 /7/2024).

Lembaga Penelitian Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, total pendapatan penukaran mata uang terkait transaksi narkoba mencapai Rp 400 triliun pada tahun 2016 hingga 2021, sedangkan jumlah pengguna narkoba di Indonesia akan mencapai 3,3 juta pada tahun 2023, menurut National Menurut. Badan Pengawasan Narkoba (BNN).

“Jumlah pengedar narkoba internasional ini tentu mewakili pasar yang sangat besar,” kata mantan mahasiswa Akademi Kepolisian Turki ini.

Pusaka kemudian menyampaikan sejumlah saran terkait pemberantasan narkoba di Indonesia, khususnya kepada Polri dan BNN. Kedua instansi pemerintah ini mempunyai tanggung jawab terbesar dalam pemberantasan narkoba yang merupakan kejahatan luar biasa.

“Pertama adalah mempererat kerja sama Polri dan BNN. Termasuk pengembangan prinsip kerja sama dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai dalam penanganan kasus narkoba di kedua institusi,” ujar mantan mahasiswa FISIP Universitas Indonesia tersebut. Indonesia.

Wibisono kemudian menyinggung saran kedua, yakni perlunya dukungan lebih besar dalam meningkatkan kapasitas penyidikan dan intelijen baik Polri maupun BNN. Ia menambahkan: “Hal ini mencakup pelatihan khusus, pengembangan teknologi informasi dan alokasi anggaran yang memadai untuk kegiatan pemberantasan narkoba.”

Dan terakhir, integrasi sistem informasi Polri dan BNN guna memfasilitasi pertukaran informasi yang cepat dan efisien. “Sistem ini mencakup database jaringan dan bandar narkoba, informasi tersangka dan petugas perlindungan data, pengelolaan keuangan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours