Ketahui apa itu gangguan bicara pada pasien anak dengan celah lelangit

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN – SPESIALIS KEPALA DAN LEHER (THT-KL) RSUPN DR. Dr.Cipto Mangunkusumo Dr. Tri Juda Airlangga, Sp.THTBKL menjelaskan gangguan bicara yang bisa terjadi pada penderita celah langit-langit, khususnya bayi dan anak, serta cara menguranginya.

“Bicara soal ini banyak faktornya, yang pertama paru-paru kita bagus atau tidak, yang kedua pita suara kita,” kata Tri dalam acara pidato daring di Jakarta, Senin.

Di dalam pita suara terdapat suatu area yang disebut jaringan resonansi. Umumnya, ketika jaringan resonansi tidak berfungsi dengan baik, penderita sumbing dapat mengalami gangguan bicara.

“Setelah keluar dari pita suara, (suara) naik dari tenggorokan, dari tenggorokan masuk ke rongga mulut dan rongga hidung,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Pada penderita celah langit-langit, biasanya terbuka dari mulut hingga hidung, dengan adanya ruang di bagian atas yang menyebabkan suara menjadi hipernasal.

Hipernasal adalah bunyi ujaran yang disebabkan oleh udara yang keluar berlebihan dari hidung saat berbicara. Hal ini menyebabkan penderita sumbing tidak dapat mengucapkan huruf tertentu seperti “p”, “b” dan “e”.

Oleh karena itu, dokter mengambil langkah untuk mengurangi kemungkinan kesulitan komunikasi pada pasien, terutama bayi dan anak-anak.

Dokter akan melakukan tindakan pembedahan untuk mencegah gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada pasien celah langit-langit, salah satunya gangguan bicara.

Pasca operasi seharusnya posisi lidah membaik, tapi biasanya suara pasien hipernasal dan perlu diperhatikan, kata Tri.

Selain itu, setelah pasien sumbing menjalani operasi, dokter mungkin akan meresepkan prosedur atau langkah tambahan untuk membantu pasien berbicara lebih baik.

Salah satunya adalah penerapan terapi wicara untuk mengoptimalkan kemampuan bicara, pengucapan, mengunyah, dan menelan pasien.

“Setelah velofaring (katup otot) dipastikan baik, kita lihat seberapa besar kesenjangannya, apakah bisa dilakukan terapi wicara saja atau menjalani operasi lain yang memerlukan pemeriksaan detail,” ujarnya. Tiga. .

“Biasanya terapi wicara bisa dilakukan, dan terapi wicara sebelum operasi sumbing bisa memberikan perbedaan,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours