Ketergantungan Warga terhadap Qris Tinggi, Perlu Sosialisasi Maksimal

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Kalangan pengusaha Hands on Top (TDA) 8.0 dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) yakin warga sudah merasakan efisiensi dan manfaat menggunakan Qris atau pembayaran digital.

Chairman TDA 8.0 Eko Desriyanto yang juga merupakan Direktur Utama PT IDeA Indonesia Akademi Tbk menjelaskan fenomena demam pembayaran digital yang melanda masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Eko, dunia usaha dan masyarakat di Indonesia sangat bergantung pada sistem cashless seperti Qris dan lainnya.

“Gunakan Qris hanya untuk pembiayaan telepon seluler atau mobile devices. Risikonya tidak sebesar membawa uang tunai. Mungkin hilang atau dicuri. Belum lagi bawa dompet ribet, pakai kartu pun makin jarang. karena mungkin akan hilang. Jadi saya bilang sekarang masyarakat Indonesia sudah memasuki tren pembayaran digital,” kata Eko, Rabu (10/9/2024).

Eko mengatakan, TDA belakangan ini juga melakukan sosialisasi secara intensif. khusus bagi para pengusaha UKM yang tergabung dalam TDA di daerah, salah satunya adalah memberikan edukasi kepada para pengusaha UMKM daerah tentang cara mendaftar dan menggunakan Qris.

“Saat ini kita tidak hanya melihat acara regional dan metropolitan melakukan bisnis. Namun lembaga kesejahteraan juga menggunakan Qris dan ini lebih menarik perhatian masyarakat. Sekarang masyarakat mau memarkir mobilnya dan terus memberi tahu petugas parkir kenapa tidak parkir,” kata Eko.

Apalagi, Eko mengaku terus mendukung dan membuat program khusus pengelolaan pembayaran digital, akuntansi, dan pelacakan transaksi yang bekerja sama dengan perbankan. Ia juga kerap memberikan edukasi agar para pengusaha UMKM dapat menjalin usaha dengan lembaga yang berbadan hukum.

Karena masyarakat sekarang lebih percaya diri membayar dengan Qris, nama PT atau perusahaan lebih banyak muncul dibandingkan nama pribadi, kata Eko.

Namun, Eko telah menulis catatan khusus mengenai pengetahuan pembayaran digital. yang masih belum merata dan optimal di Indonesia Eko berharap Pemerintah dan perbankan memberikan akses literasi penggunaan pembayaran digital yang lebih luas kepada semua segmen dan pasar.

“Saya sedang bermain di pasar ketika saya terkejut. Kebanyakan penjual lama mengaku masih belum paham Qris dan pembayaran digital. Karena menurutku itu rumit. Sikap mereka masih tunai. Namun, pasar saat ini menyukai makanan cepat saji. Di bawah usia 50 tahun, mereka jelas lebih memilih untuk tidak menggunakan uang tunai.”

Indra adalah operator dan CEO PT TDC, sebuah perusahaan keuangan digital. Memastikan efektivitas dan manfaat yang diperoleh pengguna Qris.

“Contohnya poskulite yang menawarkan Qris, downloadnya tidak perlu bayar, gratis, dan fitur-fiturnya mudah dipelajari,” ujarnya.

Misalnya, fitur Kasir Saya di Poskulite yang merupakan fitur penjualan utama. Dengan Kasir Saya, pengguna dapat secara fleksibel menerima pembayaran melalui tunai Qris dan transfer bank.

“Sehingga pelanggan yang lebih memilih membayar tunai dan lebih memilih transaksi digital dapat dilayani dengan mudah,” ujarnya.

“Manfaatnya lebih banyak, penggunaannya lebih mudah, dan gratis. Orang pasti akan tertarik. Transaksi digital itu penting. Apakah siklus ekonomi Indonesia akan menjadi lebih digital atau tidak,” imbuhnya.

Terkait sosialisasi, Indra meyakini asosiasi seperti Fintech, ASPI, BI dan agregator seperti TDC akan terus mengkampanyekan manfaat penggunaan Qris bersama komunitas atau asosiasi UMKM.

Menurut Indra, masih minimnya pemahaman dan literasi membuat masyarakat khususnya pelaku bisnis masih takut menggunakan aplikasi digital ini? Sebenarnya menurutnya banyak sekali manfaat dari aplikasi kasir digital. Salah satunya adalah mencatat transaksi. Menjadikan arus masuk dan keluar barang atau uang dalam operasional bisnis lebih aman dan dapat diandalkan.

Indra juga mengamini pentingnya bantuan edukasi dan konseling keuangan kepada UKM, khususnya dalam memberikan laporan keuangan yang berkualitas. Namun Indra berharap perusahaan yang memberikan bantuan dan konsultasi keuangan digital sudah mencantumkan ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu, ISO 37001:2016. tentang sistem manajemen antikorupsi dan ISO 27001:2022 tentang sistem keamanan informasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours