Ketua Banggar DPR minta pemerintah memperhatikan kelas menengah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Ketua Komisi Anggaran (Bangar) DPR Abdullah meminta pemerintah fokus pada kelas menengah untuk menjaga sistem konsumsi dalam negeri guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi selama ini bertumpu pada konsumsi domestik, namun berisiko menurun seiring dengan menurunnya kelas menengah Indonesia. Sejak enam tahun lalu, jumlah masyarakat kelas menengah kita sudah berkurang 8 juta jiwa. “Padahal mereka termasuk golongan yang harus mengemudi di rumah,” ujarnya di Jakarta, Selasa.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025, pemerintah menyampaikan resolusi untuk mengembangkan perekonomian sebesar 202 persen pada tahun 2025. Sementara itu, Said mengatakan, pembangunan ekonomi Indonesia hanya sekali saja melampaui target tahun 2015 hingga 2023 yang mencapai 5,31 persen pada tahun 2022.

Menurutnya, permasalahan terkait sistem konstruksi merupakan permasalahan lain yang menyulitkan Indonesia mencapai tujuan pembangunan ekonominya. Biaya ekonomi, ketidakpastian hukum, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga diidentifikasi sebagai faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk lebih maju dalam menyelesaikan permasalahan struktural yang menghambat pembangunan ekonomi.

Presiden Banggar menyarankan agar pemerintah fokus menjaga konsumsi dalam negeri dengan inflasi yang lebih rendah, investasi untuk mendukung lapangan kerja baru, dan meningkatkan nilai ekspor.

“Kita memerlukan setidaknya 1,5 persen investasi minimum dan 0,5 persen sebagai kontribusi terhadap pembangunan ekonomi, setiap tahunnya. Oleh karena itu, tulang punggung permintaan tidak hanya digunakan di rumah saja.

Pemerintah berencana menumbuhkan RAPBN tahun 2025 sebesar 5,2 persen, lebih tinggi dibandingkan perkiraan tahun ini sebesar 5,1 persen.

Inflasi dipatok 2,5 persen, rupee Rp 16.100 per dolar AS, SBN 10 tahun 7,1 persen, harga minyak mentah Indonesia US$82 per barel, kenaikan minyak 600.000 barel per hari dan 1,005 juta barel per hari. barel. gas sama dengan minyak per hari.

Sedangkan untuk masyarakat kelas menengah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan pemerintah telah membantu berbagai kelompok masyarakat mulai dari masyarakat miskin hingga menengah, khususnya dalam program perlindungan masyarakat (perlinsos) APBN.

Program Jaminan Sosial memberikan dukungan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan voucher sembako reguler, subsidi energi dan pembebasan PPN. Hal ini mewakili perlindungan sosial tidak hanya bagi masyarakat miskin dan kurang beruntung, tetapi juga bagi kelas menengah, menurut menteri keuangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours