Ketua Komisi VII minta pemerintah hemat akibat subsidi BBM membengkak

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto meminta pemerintah menghemat belanja negara akibat kenaikan subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM), di tengah melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar. Dolar Amerika.

“Seperti dulu misalnya proyek mercusuar dan lain-lain dihentikan, mengingat dampaknya dalam waktu dekat tentu akan sangat luar biasa,” kata Sugeng dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sugeng juga meminta pemerintah serius mengkaji ulang subsidi BBM. Perlu adanya kajian untuk menyelesaikan masalah subsidi yang semakin membebani APBN.

Menurut Sugeng, permasalahan lain muncul akibat kenaikan harga bahan bakar produksi. Harga produksi BBM pertalite mengalami kenaikan dari Rp 12.400 menjadi Rp 13.500 per liter. Jumlah tersebut lebih tinggi Rp3.500 dibandingkan harga jual SPBU Pertamina yakni Rp10.000 per liter.

“Pertalite yang harga ecerannya Rp 10.000 (per liter), harga produksinya sekitar Rp 12.400. Malah belakangan naik sekitar Rp 3.500. Jadi harga sebenarnya Rp 13.500,” ujarnya.

Sugeng memperkirakan selisih harga produksi dan harga jual akan menjadi beban berat bagi Pertamina, apalagi jika penyaluran Pertalite melebihi kuota yang ditetapkan yakni 31 juta kiloliter pada 2024.

“Setiap liternya kira-kira Rp 3.500 dikalikan 31 juta kiloliter. Itu target kita untuk Pertalite di tahun 2024. Dan perkiraan yang ada bahkan sepertinya sudah terlampaui yaitu 32 juta kiloliter. Nah, itu juga jadi beban bagi perusahaan seperti saya,” Sugeng dikatakan.

Selain Pertalite, Sugeng mengatakan solar juga mengalami permasalahan yang sama. Harga solar keekonomian Rp 12.100, sedangkan harga jual di SPBU hanya Rp 6.800. Padahal, subsidi pemerintah hanya Rp1.000 per liter.

“Tenaga surya juga menghadapi permasalahan yang cukup serius karena kita telah menetapkan subsidi solar sebesar Rs 1.000 hingga Rs 3.000, namun pemerintah menetapkannya sebesar Rs 1.000 per liter. Jadi ini juga yang terus kita hitung,” kata Sugeng.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours