Ketua STABN Raden Wijaya dan Tokoh Buddha Dorong Pendirian Dhammasekha di Palembang

Estimated read time 2 min read

PALEMBANG – Presiden Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri Sulaiman dan sejumlah pejabat di Palembang, Sumatera Selatan mendorong berdirinya Dhammasekha, sekolah agama resmi bagi umat Buddha.

Melalui khotbah tersebut diharapkan generasi penerus umat Buddha mempunyai pengetahuan yang lebih luas, karena model pendidikan yang diterapkan adalah perpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum.

“Melalui berdirinya Dhammasekha, saya berharap kualitas pendidikan umat Buddha di Sumsel semakin baik. Ceramahnya mampu memperkuat nilai-nilai Budha serta mengembangkan ilmu pendidikan dan standar modern.” Sulaiman pada acara peletakan batu pertama perluasan Katedral Dhammakirti di Palembang, Kamis (5/9/2024).

Biksu yang banyak berkecimpung dan berkomitmen pada pendidikan agama dan sekuler di Sumatera Selatan dan sekitarnya ini meyakini, dengan dibangunnya jalur ilmu formal akan memudahkan masyarakat untuk bersekolah.

Apalagi pendidikan formal akan memberikan banyak manfaat karena tercatat secara resmi dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini memberikan dampak positif bagi institusi, tenaga pengajar dan kependidikan serta peserta didik itu sendiri.

Pak Sulaiman menjelaskan bahwa sesuai Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 39 Tahun 2014 tentang pendidikan agama dan agama Budha, khotbah dibagi menjadi empat tingkatan.

Nao Dhammasek (Sekolah Dasar), Mal Dhammasek (Sekolah Dasar), Muda Dhammasaphea (Sekolah Menengah) dan Uttara Dhammasaphea (Sekolah Menengah Kejuruan).

Sulaiman, pengelola Yayasan Puth Kiri, yang bertanggung jawab atas pembangunan Vihara Kiri Dharma, mengatakan: Ini adalah strategi yang bagus untuk mencetak generasi penerus umat Buddha yang memiliki pengetahuan luas.

Dorongan serupa juga diungkapkan Penasihat Buddha Sumsel Aris Cayanto. Aris percaya bahwa kehadiran Dhammasekha yang lebih besar di Palembang akan membantu umat Buddha mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

“Pendirian Dharma yang merupakan pendidikan formal agama Buddha, sudah ada ketentuan yang jelas dari Kementerian Agama, ketentuan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014, khususnya Pasal 4 ayat 1. Umat Buddha bisa mempersiapkan pembangunan umat dengan menyelenggarakan pendidikan dharma formal.”

Sementara itu, Katedral Dhammakiti merupakan klenteng pertama di Palembang yang dioperasikan di bawah naungan Yayasan Buddha Kiri.

Perluasan ini merupakan gambaran kerja sama yang baik antara yayasan pemerintah dan masyarakat yang semuanya berperan dalam membantu pembangunan tempat keagamaan.

Upacara peletakan batu pertama juga dihadiri oleh Zewwy Salim, Presiden Yayasan Buddha Kiri dan Ketua Panitia Yayasan Buddha YM Bhiksu Aryamaitri Mahasthavira.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours