KHI: Kebudayaan digital di Indonesia harus berlandaskan Pancasila

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Komunitas Sejarah Indonesia (KHI) mengatakan budaya penggunaan digital di Indonesia, baik norma maupun implementasinya harus sepenuhnya berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

“Di era transformasi digital, jika kita semua memperhatikan dan menyikapi teknologi digital, maka akan tercipta keadilan sosial dalam akses dan penggunaan teknologi digital,” kata Pendiri KHI Asep di Jakarta, pada diskusi Kambari, Jumat.

Asep mengatakan Pancasila merupakan sumber hukum dari segala peraturan yang ada di Tanah Air. Setiap sistem nilai merupakan hasil dari cara masyarakat berinteraksi, berfungsi dan berpikir menggunakan akal sehat selama ribuan tahun.

Baca juga: Sejarawan Sebut Pahlawan Lebih dari Sekadar Pembawa

Baca juga: KHI Ajak Rayakan Kemerdekaan dengan Lebih Banyak Lomba Edukasi

Ia juga memuji pasal-pasal tersebut yang memiliki prinsip ideal karena bersifat umum, terbuka, dan inklusif di semua lapisan masyarakat. Dalam konteks budaya digital, Asep mengatakan Pancasila mendorong masyarakat untuk saling mengenal budaya digital.

Misalnya saja, jika dulu generasi muda selalu menghargai dan belajar banyak dari pengalaman hidup orang tuanya, kini orang tualah yang meminta bantuan generasi muda dalam memanfaatkan teknologi digital dalam skala yang semakin meningkat.

Jadi budaya digital bukan memindahkan Candi Borobudur ke konten Instagram, bukan memindahkan kisah Pancasila ke Instagram, ini kontennya adalah cara hidup aman, damai, dan sejahtera di luar angkasa, ujarnya.

Jadikan Pancasila sebagai landasan budaya digital Anda, ikuti tren dan jangan mau ketinggalan (fomo), bersabar sebelum menyebarkan atau berkomentar, dan menyaring semua informasi berdasarkan fakta sebelum membagikannya dalam format. (Untuk berbagi).

Menurutnya, hal ini akan menciptakan masyarakat digital yang saling melindungi dari berbagai kelompok dan etnis, termasuk penyandang disabilitas yang berinteraksi di seluruh ruang digital.

Misalnya, kami akan menampilkan penerjemah bahasa isyarat untuk tuna rungu di berbagai acara online. Asep mengatakan, jika setiap nilai Pancasila berhasil diimplementasikan maka akan tercipta ruang digital yang inklusif dan ramah terhadap seluruh pemangku kepentingan.

“Kami berharap pemerintah bersama-sama kreatif, menjadikan budaya digital positif, dan menjaga ketahanan nasional di dunia maya,” kata Asep.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours