Kilang Pertamina Plaju dan BRPPUPP kolaborasi lestarikan ikan belida

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Badan Pengelola Blago PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Promosi Perikanan Perairan Umum (BRPPPUP) di Palembang, Sumatera Selatan, melaksanakan program konservasi ikan Belida yang jumlahnya masih terus bertambah. untuk menolak.

Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan Kilang Plaju, ikan brida yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan biskuit pembek dan palembang dibudidayakan di kolam instalasi BRPUPP di Desa Mariana, Kabupaten Banyasin, Sumatera Selatan.

“Jumlah ikan plaju terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Eksploitasi ikan plaju merupakan tanda penurunan yang jelas,” kata Siti Rashmi Indasari, Regional Director, Communications, Relations and CSR PT KPI Unit Plaju, dalam laporannya. Pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Selasa, dilakukan melalui konsumsi berlebihan sehingga perburuan liar menjadi perhatian kita.

Sebelumnya, Kilang Plaju menjadi tuan rumah program Belida Musi Lestari berupa penelitian konservasi ikan Belida dan budidaya ikan asli terpadu untuk konsumsi di Sumatera Selatan. Program ini awalnya bertujuan untuk melindungi dan membiakkan lobis Chitala, dan mencakup bantuan kepada masyarakat yang membudidayakan ikan yang termasuk dalam kategori dilindungi ini.

“Kami terus bekerja sama dengan BPPUPP Palembang untuk mengembangbiakkan indukan dalam upaya melestarikan ikan Belida sebagai simbol Sungai Musi dan Sumsel,” kata Siti Rashmi.

Ini merupakan kerjasama pertama yang dilakukan dan didokumentasikan MURI sebagai kerjasama pertama antar pemangku kepentingan untuk menyelamatkan plasma ikan Bleda.

Siti Rashmi menambahkan: “Tujuan besar Pertamina adalah mengembangkan Blidida secara bertahap menuju konservasi in-situ dan meningkatkan jumlahnya dari status hewan yang dilindungi sepenuhnya.”

Siti Rashmi mengatakan, saat ini melalui pembiakan koperasi Bleda, jumlah induk Lopis Sheetala sudah mencapai 85 ekor, meliputi 13 ekor anak G1, 16 anak G1, dan 1.154 ekor anakan Jawa/Botak Pelida (Notopterus notopterus). Program ini juga mengembangkan inovasi dalam perkawinan semi-buatan dan kriopreservasi bank semen Lopis bellidae dan Bellidae Jawa.

Program domestikasi Belida penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memperkenalkan kembali populasi Belida ke alam liar. Oleh karena itu, ketika Bleda masuk zona G2, maka upaya konservasi tersebut harus bisa dialihkan dan dilaksanakan oleh komunitas budidaya ikan.

Kilang Plago melibatkan masyarakat melalui kemitraan dengan kelompok budidaya ikan (Bukdakan). Salah satunya adalah Bukdakan Tunas Makmur.

Siti Rashmi mengatakan, Kilang Blago pada tahun ini akan fokus mengembangkan inovasi di bidang cold Preservation silo semen ikan Blida yang hasilnya akan mendapatkan hak paten, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pengawetan ikan Blida, serta pengembangan pemasaran produk untuk ikan Blida. produk usaha kecil dan menengah dari Yasmine Sugar Company. Untuk hasil perikanan olahan.

“Infrastruktur akuarium yang terfokus dan terintegrasi akan dikembangkan, selain mereplikasi inovasi ikan alternatif,” ujarnya.

Setelah program tersebut dicabut pada tahun 2026, akan didirikan desa nelayan mandiri di Desa Sungai Jirung, Kecamatan Banyasin I, Kabupaten Banyasin, Sumatera Selatan. Desa tersebut akan menjadi sentra produksi pakan ikan, pusat pembibitan ikan, dan pusat pengolahan ikan mandiri yang komprehensif.

Ia menambahkan, program pelestarian lingkungan hidup ini merupakan wujud upaya KPI sektor Plaju dalam mendukung pencapaian Tujuan 15 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

“Lebih khusus lagi, kami berfokus pada Target 15.5, yaitu mengambil tindakan cepat dan signifikan untuk mengurangi degradasi habitat alami, menghentikan keanekaragaman hayati, dan melindungi serta mencegah spesies yang terancam punah. “Impian kami bersama adalah suatu hari nanti ikan Bleda dapat berenang dengan bebas di Sungai Musi sekali lagi”.

Baca juga: Kilang Pertamina Perluas Mitigasi Kebakaran Melalui Edukasi Masyarakat

Yudi, salah satu aktivis lokal yang ikut serta dalam proyek ini, mengatakan bahwa kampanye ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ikan balida.

“Inisiatif CSR ini juga meningkatkan pendapatan Bukdakan dari penyediaan pakan ikan balida dan menjalin kemitraan dengan pemangku kepentingan di bidang perikanan, penelitian konservasi, dan pertanian,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours