Kisah Cinta Jenderal TNI Bibit Waluyo, Terpesona Paras Cantik Gadis SMA

Estimated read time 3 min read

Cinta pada pandangan pertama bukan sekedar pepatah. Hal itu dialami Jenderal Bibit Valuyo, jenderal TNI, saat melihat Sri Suharti yang saat itu masih duduk di bangku SMA.

Perasaan kagum dan cinta lahir di hatinya sejak pandangan pertama, yang membawanya pada perjalanan cinta yang mengesankan.

“Saat pertama kali melihat Sri, ada perasaan yang berbeda. Saat itu dia masih duduk di bangku SMA, tapi kecantikannya membuat saya terpesona,” kata Bibit Valuyo dalam buku Kisah Cinta terbitan Koran SINDO (2009).

Bibit yang saat itu masih menjadi taruna Akademi Militer Magelang mencoba mendekati Sri Suharti. Namun mendekati gadis ini tidaklah mudah, sebab latar belakang keluarga Sri yang berdisiplin sebagai anak tentara.

Setiap orang yang melakukan pendekatan harus melalui proses seleksi yang ketat. Untungnya, dengan bantuan kakak ayah Sri, Bibit akhirnya bertemu dengan gadis yang dicintainya.

Foto pernikahan Bibit Valuyo dan Sri Suharti. REPRO / Kisah Cinta

Saya melihat Sri itu cantik dan mungkin menurutnya saya cukup menarik juga. Hubungan kami mulai berkembang dari situ, kata Bibit yang saat itu menjabat Panglima. Kudam II Bukit Barisan.

Hubungan mereka tidak diawali dengan ungkapan cinta secara langsung, melainkan mengalir secara alami. Kedekatan mereka semakin kuat tanpa harus mereka ungkapkan secara resmi.

Selain parasnya yang cantik, Bibit juga terpesona dengan sikap Sri yang sederhana dan tidak manja meski ia anak tunggal. Keunggulan lainnya adalah Sri pandai memasak dan selalu mengirimkan makanan kepada Bibit yang sangat menyukai masakan sederhana seperti tempe dan tahu.

Kepala mereka penuh dengan kesederhanaan. Benih rajin membuat saus apel setiap malam minggu, tanpa mengundang teman-temannya dari akademi militer, dengan alasan ia tidak ingin berkompetisi.

Gaya berpacaran mereka juga tidak berlebihan, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, ngobrol bersama keluarga, atau menikmati makanan sederhana seperti bakso dan tahu ketupat saat punya uang lebih.

Namun kebersamaan mereka baru diuji saat Bibit lulus dari AKABRI Darat pada tahun 1972 dan ditugaskan ke Medan, Sumatera Utara. Hubungan jarak jauh (LDR) memang menantang, namun mereka tetap berkomitmen dengan berkirim pesan seminggu sekali.

“Kami menjaga komitmen. Di Medan saya tidak pernah jalan-jalan dengan orang lain. Kami hanya berkomunikasi lewat surat,” kenang Bibit.

Setelah tiga tahun menjalin hubungan jarak jauh, Bibit memberanikan diri melamar Sri saat ia lulus SMA di usia 19 tahun. Mereka akhirnya menikah pada Juni 1975 dalam suasana yang sangat sederhana, dengan seorang Ndan berupa sebuah Alquran.

Setelah menikah, kehidupan sederhana menjadi bagian awal perjalanan mereka seiring perlahan karier Bibit menanjak di dunia militer.

Bibit menduduki berbagai jabatan strategis mulai dari Danyonif 407/Padma Kusuma, Dandim 0703/Chilakap, Danrem 043/Garuda Hitam, hingga akhirnya menjadi Pangkostrad.

Setelah pensiun dari militer, Bibit terjun ke dunia politik. Pada Pilgub Jawa Tengah tahun 2008, ia terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah bersama Rustrininsia.

Namun karier politiknya tak bertahan lama setelah ia kalah dari Ganjar Pranowo pada Pilgub Jawa Tengah 2013.

Bibbitt kini menikmati masa pensiunnya dengan berbagai kegiatan sosial, masih menyimpan kenangan indah cinta pertamanya yang bertahan hingga akhir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours