Kisah Gayatri, Putri Raja Kertanagara yang Sederhana dan Haus Pengetahuan

Estimated read time 2 min read

Pada masa kejayaan kerajaan Singasar, hiduplah seorang gadis muda bernama Gayatri. Dia adalah putri bungsu Raja Singasari dan Jayavardhani dari Kertanagara. Sebagai putri raja, Gayatri diberi gelar Dya Devi Gayatri Kumara Rajasa. Namun demi kesederhanaan, ia memutuskan untuk tidak mencantumkan judul tersebut.

Gayatri adalah anak keempat dari empat bersaudara, semuanya perempuan. Sang ayah, Kertanagara, sangat berharap bisa segera menemukan nyawa anak-anaknya agar perlombaan kerajaan bisa terus berlanjut. Kekhawatiran Kertanagara muncul karena ia tidak mempunyai anak laki-laki, sehingga suksesi Kerajaan Singasar bisa terhambat.

Masa kecil Gayatri dihabiskan dengan bahagia. Ketika dia berusia 15 tahun, kesederhanaan dan keseriusannya menjadi lebih terlihat. Dalam ‘Gayatri Rajapatni. Dalam Wanita Dibalik Kemuliaan Majapahit, Earl Drake menggambarkan betapa berbedanya Gayatri dengan ketiga kakak laki-lakinya.

Tribhuwana Tunggadewi, kakak laki-laki Gayatri, dikenal karena keceriaan dan permainan kata-katanya. Dia adalah seorang aktris yang menarik, tapi dia sibuk menemani suaminya, Raden Wijaya, dan sepupu ketiganya. Tribhuvana dan Gayatri mewarisi kecantikan dari kakek buyut mereka, Ken Dedes yang terkenal dengan kecantikannya.

Mahadevi, saudara perempuan kedua Gayathri, bertunangan dengan Ardaraja. Sementara itu, Jayendradevi, adik ketiga, selalu tidak sabar jika orang tuanya mencarikan suami yang cocok untuknya. Berbeda dengan saudara perempuannya, Gayatri tidak tertarik pada romansa atau laki-laki. Baginya, orang yang lebih tua baik, tetapi sering kali bodoh.

Gayatri memperhatikan bahwa orang yang lebih tua sibuk merawat dan menarik perhatian anak laki-laki. Namun, satu-satunya pria yang ingin dibahagiakan Gayatri adalah ayahnya. Dia menunjukkan minat yang besar terhadap masalah ayahnya. Seiring bertambahnya usia, Gayatri semakin terlibat dalam diskusi dengan ayahnya tentang agama dan negara.

Kertanagara, mengetahui kehausan putrinya, menunjuk Terenavindu, seorang sarjana dan bijak Buddha, menjadi guru Gayatri. Terenavindu mengajarkan berbagai ajaran, mulai dari buku Buddha tentang meditasi, hingga doa, yoga, dan meditasi.

Tak hanya pendidikan formal, Gayatri juga mendalami kebudayaan seperti Wayang dan Wayang Orang yang mengandung pelajaran penting tentang benar dan salah yang dapat diterapkan dalam kehidupannya. Kisah Gayatri menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan kesederhanaan mampu membawa persatuan dan terang bagi keluarga dan kerajaan seseorang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours