Kisah Makam Kebon Jahe Kober, Tempat Peristirahatan Istri Thomas Stamford Raffles hingga Soe Hoek Gie

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Makam Kebon Jaha Kober dibangun pada tahun 1795 di atas lahan seluas 5,9 hektar di tepi Sungai Krukut di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Istri Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, Olivia Marianne Raffles dan So Hoek Gie (aktivis mahasiswa tahun 1960-an) dimakamkan di mausoleum ini.

Banyak orang terkenal yang dimakamkan di Kebon Jahe Kober, termasuk Mayjen J.H.R. Marks (ahli sejarah kuno Hindu Jawa di Indonesia), Dr. H.F. Roll (penemu dan pendiri STOVIA, Sekolah Tinggi Dokter di Batavia) dan Peter Eberveld (seorang yang dieksekusi dengan cara diseret kuda dari empat arah berbeda).

Selain itu juga dimakamkan tokoh Gereja Katolik di Batavia/Jakarta, seperti Mgr. Karel Klassens, Pendeta N. Drijajara SJ, beberapa pastor Jesuit, biarawati Ursulin dan tokoh terkemuka lainnya.

Dikutip dari encyclopedia.jakarta-tourism.go.id Pada tahun 1825, Kebon Jahe Kober mengambil jenazah dari rumah sakit dua kali sehari. Berisi makam tokoh-tokoh penting sejarah Indonesia dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan sebagian warga Jakarta pada abad ke-19.

Sumber lain menyatakan bahwa Pemakaman Kebon Jahe Kober lebih besar dari Fort Canning Park di Singapura (1926), Pemakaman Gore Hill di Sydney (1868), Pemakaman La Chaise di Paris (1803), Pemakaman Mount Auburn di Cambridge dan 1831. Pemakaman Nasional Arlington di Washington (1864).

Belanda membangun mausoleum tersebut karena angka kematian di Batavia meningkat secara signifikan pada saat itu. Kepadatan penduduk di Batavia menyebabkan memburuknya suasana kota. Akibatnya, banyak warga yang terserang demam, diare, dan penyakit lain yang berujung kematian.

Pada tahun 1975, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menutup pemakaman Kebon Jaha Kober dan kemudian membongkarnya. Jenazah dipindahkan ke tempat lain. Ada yang dikembalikan ke keluarga di Belanda, ada yang dipindahkan ke Pemakaman Menteng Pulo, dan ada pula yang dimakamkan di tempat pemakaman massal lain seperti Tanah Kusir.

Kompleks pemakaman Kebon Jahe Kober diubah menjadi museum Taman Prasasti. Upacara pembukaan museum dilaksanakan oleh Ali Sadikin pada tanggal 9 Juli 1977. Kantor Pemerintahan Jakarta Pusat didirikan di atas lahan seluas 4,7 hektar dari total luas 5,9 hektar.

Terdapat sekitar 1.200 prasasti nisan di museum Taman Prasasti. Di aula gedung terdapat replika perapian dan dua peti mati asli pembawa berita Soekarn dan M Hatt.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours