Kisah Pergantian Patih Majapahit Picu Gempa Bumi dan Gunung Kelud Erupsi

Estimated read time 2 min read

Gempa bumi di Kerajaan Majapahit selalu dikaitkan sebagai pertanda suatu peristiwa penting. Dalam naskah kuno karya Mpu Prapanca yaitu Pararaton dan Nagarakretagama dijelaskan bahwa Kerajaan Majapahit berulang kali diguncang gempa bumi.

Kakawin Pararaton, teks sumber sejarah Kerajaan Majapahit, pernah mencatat terjadinya gempa bumi yang mengubah tatanan kerajaan.

Saat ini tercatat gempa Pararaton yang terjadi di Banyumov pada tahun Saka 1256, tahun yang sama dengan 1334 Masehi.

Peristiwa ini dijelaskan dalam buku karya Prof. Slamet Muljana “Pemulihan Sejarah Persada Leluhur Majapahit” dimana peristiwa ini terjadi pasca Perang Sadeng. Saat itu, pasca perang Sadeng Aria Tadah, Gubernur Amangkubhumi tidak layak menjabat.

Aria kemudian meminta Tadah mundur. Sebaliknya, Aria Tadah meminta Raja Tribhuwana Tunggadevi mengangkat Gajah Mady yang berpengalaman tiga tahun menjadi gubernur Daha, wilayah Kerajaan Majapahit.

Aria Tadah merasa Gajah Mada bisa diberi tugas baru dan lebih sulit dengan pengalaman tersebut. Dari situlah raja akhirnya mempertimbangkan usulan Aria Tadah dan mengangkat Gajah Mada ke posisi kosong gubernur Amangkubhumi.

Namun sebelum Gajah Mada resmi menjabat gubernur Amangkubhumi, terjadi fenomena penting yaitu gempa bumi yang mengguncang wilayah Kerajaan Majapahit. Pararaton konon mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pertanda perubahan besar di Kerajaan Majapahit.

Yang dimaksudnya adalah Aria Tadah digantikan sebagai gubernur Amangkubhumi oleh Gajah Mada. Pelantikan resmi Gajah Mady sebagai Gubernur Amangkubhumi di Balaiurung.

Sedangkan Kakawin Nagarakretagama Pupuh I/4 menyatakan bahwa Hayam Wuruk lahir pada tahun Saka 1256 atau 1334 Masehi. Kelahiran tersebut didahului oleh peristiwa alam, termasuk gempa bumi, sebagai penanda besar kecilnya anak yang dilahirkan.

Oleh karena itu, mungkin saja catatan Pararaton tentang gempa tahun 1334 juga dapat mengindikasikan lahirnya Hayam Wuruk. Letusan Gunung Kelud disebabkan oleh gempa itu sendiri.

Hayam Wuruk sendiri lahir dari rahim Tribhuwana Tunggadevi yang menjadi penguasa ketiga setelah Raden Wijaya dan Jayanagar di Majapahit. Hayam Wuruk kemudian mewarisi tahta Raja Majapahit dari ibunya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours