Kisah Raden Wijaya Tunjuk Keluarga Kertanegara Jabat Menteri Senior di Majapahit

Estimated read time 3 min read

Terdapat hubungan erat antara kerajaan Singasar dan Majapahit. Bahkan Raden Wijaya yang masih keturunan Raja Singasari Mahisa Cempaka pun bisa melihat kaitan tersebut ketika ia mempersunting putri Kirtanegara, raja Singasari yang terakhir.

Ketika pemerintahan Majapahit dibentuk oleh Raden Vijaya dan Tribhuvanna Tungadev, masih ada beberapa nama pemerintahan yang ditinggalkan oleh keturunan Singasar.

Adityavarman, salah satu dari sekian banyak menteri yang menjadi menteri Revda di pemerintahan Tribhuvana Tungadevi.

Patung Mangustari menggambarkan sosok Adityavarman, yang memiliki hubungan keluarga dengan Kirtanegara, raja terakhir kerajaan Singhasar, kata profesor itu. Profesor Salama Muljana.

Patung Mangostri di Candi Jinalaya atau Candi Yaju di Provinsi Malang konon dibuat dan ditempatkan di Candi Yaju yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Kirtanegara untuk menghormati Raja Visnuvardhana.

Tokohnya termasuk keluarga besar Raja Majapahit ketiga, Tribhuvanna Tungadevi. Sosok Adityavarman di Candi Jinalaya telah menjelma menjadi sebuah patung yang diberi nama Busur Manjustri.

Identifikasi arca Adityavarman konon terdapat dalam piagam Sansekerta B. Adityavarman yang menyatakan: “Patung Mangustri ditempatkan di candi Jainalaya oleh Arya Wangsadhiraja.

Patung Mangoster sendiri merupakan patung bodhisattva yang biasanya digambarkan sebagai seorang pemuda yang memegang pedang di satu tangan dan sebuah buku di tangan lainnya.

Pedang dimaksudkan sebagai alat untuk menghilangkan rasa ingin tahu dan kepalsuan, dan kitab tersebut memuat ajaran sepuluh amalan dasar, cita-cita Bodhisattva yang disebut paramita, yaitu dana: welas asih, sila: tatasila.

Kemudian Xanthi : kesabaran, Virya : kepahlawanan, Dhyana : meditasi atau samadhi, Prajnya : kebijaksanaan, usaha – Penyebab : sarana, usaha, Pranidanhana : ketabahan, Bala : kekuatan, Jinyana : ilmu. Secara umum uraian di atas sesuai dengan penampakan patung manggis dari Singasar.

Namun ada juga perbedaannya saja. Patung Mangustari dari Singasar berbentuk seorang bangsawan, memakai mahkota tinggi, duduk bersila, memegang Kiris di tangan kanannya, tangan kirinya menempel di dada, dan Kitab Paramita di pangkuannya.

Pada keempat sudut sandaran jok terdapat ukiran yang sama dengan bentuk yang lebih kecil. Daun teratai menghiasi sandaran kursi di sisi kanan dan kiri. Bagian atas piring dihias.

Patung Mangoster sendiri kini berasal dari tahun 1343 Masehi. Kuat dugaan bahwa patung tersebut merupakan penambahan yang dilakukan oleh Bho Adityavarman, menteri reveda atau perdana menteri pada masa pemerintahan raja Majapahit Tribhuvanna Tungadevi.

Ia juga merupakan sepupu Raka Jayanagara dan hubungan keluarganya dengan Rajapatne berdasarkan garis keturunan ayahnya, Advaya.

Tokoh Adityavarman dekat dengan keluarga Rani Rajapatne yang mengambil alih kekuasaan di Jawa setelah Kerajaan Singasar.

Advaya mungkin bisa diidentikkan dengan Advayabrahma, seorang ahli hukum asal Singasar yang tercatat dalam Piagam Amogabasa Jawa Kuno tahun 1286.

Piagam Sansekerta tersebut memperkuat klaim bahwa Perdana Menteri Advabrahma, keturunan Raja Kirtanegara, secara alami memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat dengan Rajapatni.

Konon mempersembahkan patung Mangosthari sangat tepat karena Adityavarman dan Gayatri Rajapatne beragama Buddha.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours