KKP yakin bongkar sindikat penyelundupan benur pada tahun ini

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yakin bisa membongkar sindikat penyelundupan benih lobster (BBL) yang berulang kali merugikan negara.

“Insya Allah (BBL akan memberantas sindikat penyelundupan), harus ada. Kita harus membuktikan kepada masyarakat bahwa ada orang besar atau dalang dalam kasus ini yang melakukan penyelundupan. Saya yakin itu bisa dilakukan. ,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saxono dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Jumat.

Ipunk, nama samarannya, menyebut komoditas BBL yang diselundupkan ibarat narkoba hidup yang bernilai ekonomi tinggi sehingga menjadikannya sasaran para pelaku kejahatan yang mengeksploitasi sumber daya laut Indonesia tanpa melalui jalur yang benar alias ilegal.

Diakuinya, pihaknya kekurangan sumber daya manusia untuk mengurusnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya secara intensif melakukan operasi gabungan atau kolaboratif dengan institusi antara lain TNI Angkatan Laut, Kepolisian, dan Bakmala.

Melalui operasi gabungan ini, lubang penyelundupan baik laut maupun darat secara bertahap semakin dipersempit dan ditutup.

“Kami bekerja tidak hanya di laut tapi juga di gudang,” ujarnya.

Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi kerugian atau kebocoran PNBP negara yang seharusnya diserap negara namun justru mengalir keluar sehingga mengakibatkan negara tidak mendapat apa-apa.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengawasan Sumberdaya Perikanan Direktorat Jenderal PSDKP KKP Drama Panka Putra mengumumkan hadirnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 7 Tahun 2024 (Perman KP) tentang pengelolaan lobster, rajungan, dan rajungan. Peran CPP dalam melindungi sumber daya kelautan dan perikanan, termasuk BBL, semakin diperkuat.

Melalui peraturan yang ditetapkan pada Maret 2024, peternak lokal akan memperluas peluang untuk meningkatkan perekonomian subsektor budidaya lobster.

Drama tersebut menunjukkan, hasil pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan yang juga merupakan kolaborasi antar kementerian/lembaga mencatat kegagalan 15 upaya penyelundupan 1,3 juta ikan pada tahun 2023.

Sedangkan pada semester I tahun 2024, dilaporkan ada 22 juta bbl burung yang dimusnahkan akibat 22 kali operasi perontokan. Dengan demikian, operasi ini berhasil memperoleh dana negara senilai Rp 277 miliar.

“Jadi itu signifikan, sekitar 33 persen dari upaya gabungan,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours