KLHK Diminta Segera Atasi Titik Api Kebakaran Hutan di Indonesia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diminta segera mengatasi sebaran titik panas atau hotspot penyebab kebakaran hutan di Indonesia. Pasalnya, sebaran kebakaran atau titik panas di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1000 tempat.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan Pulau Kalimantan memiliki jumlah titik panas tertinggi sebanyak 465 titik api, disusul Sumatera 192 titik panas, Pulau Jawa 44 titik api, Nusa Tenggara 27 titik panas, Sulawesi dan 14 titik api lainnya di berbagai wilayah. wilayah Indonesia.

Politisi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono mengaku sangat khawatir. Menurut dia, kondisi lingkungan di wilayah Kalbar, Kalsel, Sumsel, Sumbar, dan Jawa ditandai dengan pencemaran asap kebakaran yang sangat tinggi. Kondisi ini dapat mengganggu kesehatan khususnya anak kecil akibat penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bahkan menyebabkan kematian, serta mengganggu perekonomian, industri, pariwisata dan lain sebagainya.

“Asap akibat kebakaran hutan menyebabkan pencemaran di kota-kota di wilayah utara Jawa seperti Jakarta, Semarang, Surabaya yang di ambang tidak sehat, dan juga flora dan fauna yang sangat spesifik di hutan-hutan di wilayah ini akan punah. , “katanya. kata mantan anggota Komisi 6 DPR itu, Kamis (1 Agustus 2024).

Anggota DPR terpilih periode 2024-2029 ini mengatakan pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, harus segera melakukan tindakan preventif dengan menyiram hutan seminggu sekali, seperti yang dilakukan negara tetangga.

“Kami melihat Semenanjung Malaysia dan Kalimantan Malaysia seluas 32 juta hektar, serta Brunei Darussalam seluas 527.000 hektar dan Thailand seluas 51 juta hektar. Bahkan tidak ada satu pun titik nyala karena pemerintah mengambil tindakan pencegahan dengan mengairi secara teratur seminggu sekali di daerah tersebut. “Saat ini sedang musim kemarau, sekitar 80 juta hektar hutan di lebih dari 2.000 tempat telah terbakar di Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah harus tahu bahwa tanaman hijau tidak akan kering meski 21 hari karena tidak disiram. Tanaman yang tidak mempunyai daun kering atau hijau tidak akan dibakar.

“Kita masih beruntung, merebaknya kebakaran atau titik panas di Indonesia karena pada awal Agustus arah anginnya barat daya, kemudian ke selatan dan timur pada akhir Agustus, sehingga kota-kota di Pulau Jawa akan bergerak. penuh dengan asap. “Asap kita juga akan mengganggu tetangga kita yaitu Singapura dan Malaysia,” ujarnya.

Untuk itu, dia meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertanggung jawab menyelesaikan permasalahan tersebut. “Tentunya itu tanggung jawab Departemen Kehutanan karena mereka diberi anggaran dan infrastruktur yang sangat besar, tapi mereka tidak mengambil tindakan untuk mencegahnya dengan rekayasa cuaca atau penyemprotan dengan armada pesawat yang ada,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours