KLHK Ingin Generasi Muda Diperkuat Tata Kelola Karbon dan Kedaulatan RI

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ingin generasi muda memperkuat tata kelola dan kedaulatan Negara Republik Indonesia (RI). Hal ini diumumkan pada Seminar Pengelolaan Karbon dan Kedaulatan Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro pada tanggal 28 Juni 2024.

Acara diskusi dengan generasi muda khususnya mahasiswa ini menyoroti pentingnya pengelolaan emisi karbon secara efektif dan menjamin kedaulatan Indonesia dalam melaksanakan perdagangan karbon. 357 peserta dari generasi muda, pemerintah, ilmuwan dan industri berpartisipasi dalam diskusi untuk menemukan solusi inovatif untuk mengelola emisi karbon.

Rektor Andeep, Profesor Suharnomo mengatakan terdapat disonansi kognitif mengenai perilaku lingkungan sehingga mempengaruhi tindakan yang diambil. Suharmono menekankan pentingnya memilih pembangunan dari sudut pandang ekonomi, sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

“Kita perlu lebih banyak dukungan, lebih banyak kampus untuk mendapatkan lebih banyak suara untuk mengatakan hal seperti ini. Kita berharap semakin banyak masyarakat yang berbicara maka akan semakin bergema,” kata Suharmono dalam keterangannya, Minggu (30/6/2024).

Sigit Reliantoro, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menekankan perlunya pemikiran dan konsep kewarganegaraan lingkungan untuk menyelesaikan krisis tri-planet.

“Kewarganegaraan lingkungan muncul pada awal tahun 2000-an untuk menekankan peran tanggung jawab individu, komunitas, dan organisasi terhadap lingkungan dan sumber daya alam,” ujarnya.

Menurut Sigit, sebagai warga lingkungan, generasi penerus dan masyarakat berperan sebagai agen perubahan yang bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan.

“Menekankan hak dan tanggung jawab lingkungan hidup pada tingkat lokal, nasional, dan global dengan fokus pada pengurangan dampak negatif dan fokus pada solusi serta mencegah permasalahan baru di luar batas kedaulatan Indonesia,” jelasnya.

Dalam diskusi ini, pakar diplomasi sekaligus penasehat senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Makrim Wibisono menyarankan langkah-langkah yang tepat untuk melaksanakan perdagangan karbon dan diplomasi. Manajemen perdagangan karbon dipandu oleh nilai-nilai inti Panaxilla.

Selain itu, landasan pelaksanaannya adalah aktivitas kolektif antara penguasa dan masyarakat. Oleh karena itu, generasi muda sebagai komponen masyarakat berperan penting dalam pembahasan ini, ujarnya.

Agus Pambajo, pengamat kebijakan publik dan ketua Human Rights Out-of-Court Litigation Group, mengatakan literasi karbon di berbagai pihak harus ditingkatkan untuk pengelolaan karbon yang lebih baik dan berkelanjutan.

Kedua, katanya, harus ada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, pendidikan dan masyarakat untuk membangun kesadaran, pengetahuan dan pemahaman tentang karbon, dan ketiga, sebagai regulator, pemerintah harus memantau dan mengevaluasi secara ketat keberadaan peraturan hukum terkait karbon. . manajemen dan kemudian merevisinya jika perlu.

“Selanjutnya, agar isu karbon lebih sering diangkat oleh para pemangku kepentingan dalam diskusi seperti Road to Campus di UNDIP. Beberapa waktu lalu, akademisi juga pernah mengajar/berceramah di UGM, sehingga kita berharap menjadi perbincangan sehari-hari. Begitu pula industri atau perusahaan juga harus berbagi. Sertakan pendidikan karbon dalam program CSR,” katanya.

Direktur Mobilisasi Sumber Daya Daerah dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wahyu Marjaka menambahkan prinsip utama nilai ekonomi karbon adalah data yang transparan, akurat, lengkap sehingga dapat diperbandingkan dan konsisten. Kualitas unit karbon memiliki integritas ekologis.

Kriteria kualitas unit karbon ini adalah tidak meningkatkan emisi, menghindari penghitungan ganda, pembayaran dan klaim, memenuhi jaminan dan menghindari risiko operasi tidak teratur dan pembalikan emisi, tambahnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours