Kolaborasi LSPR Institute, Nozomi no sono, & ERIA Luncurkan Tiga Buku Panduan Disabilitas

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – LSPR Research Institute for Communication and Business (LSPR Institute) Jepang dan Nozomi no sono (National Center for People with Severe Intellectual Disabilities) menjalin kerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Pada tahun 2021, program penelitian akan dilaksanakan dan pedoman mengenai disabilitas perkembangan untuk negara-negara anggota ASEAN akan dikembangkan.

Luaran dari proyek ini adalah terbitnya 3 buku berjudul Current Status and Policy Issues in Health Services for People with Developmental Disabilities in Southeast Asia. Pengembangan pedoman berbasis pedoman untuk meningkatkan kualitas hidup orang tua anak penyandang disabilitas perkembangan di Asia Tenggara; Pedoman pelatihan, bimbingan, dan pendampingan orang tua anak penyandang disabilitas perkembangan di Asia Tenggara.

Ketiga buku tersebut akan diluncurkan di LSPR Institute of Communication and Business pada tanggal 22 Agustus 2024 oleh Dr. (H.C) Preeta Kemal Ghani (Founder dan CEO, LSPR Institute of Communication and Business), Shri. Kazuo Chujo (Wakil Ketua Delegasi Jepang untuk ASEAN) Yasuyuki Mitsuhashi (Peneliti Kebijakan Senior, Layanan Kesehatan, ERIA) Ryuhei Sano (Nozominosono/Pemimpin Program), Ph.D. Rudy Sukander (Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat/Anggota Program, Lembaga Komunikasi dan Bisnis LSPR).

Terbatasnya referensi penelitian mengenai kebijakan terkait kesehatan dan disabilitas perkembangan di kawasan ASEAN serta perlunya panduan pelatihan dan konseling bagi orang tua anak penyandang disabilitas mendorong munculnya inisiatif pelaksanaan program ini untuk berkontribusi. Hambatan pembangunan di negara-negara Asia Tenggara.

Selain itu, penyandang disabilitas perkembangan dan keluarganya sering kali menghadapi tantangan besar dalam mencapai kualitas hidup yang baik.

Beberapa kesulitan yang muncul adalah terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, kesempatan kerja dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan sosial.

Preeta Kemal Gani, pendiri dan CEO LSPR Institute, mengatakan dengan selesainya program bersama Nozomi no Sono dan ERIA, pihaknya berharap dapat terus bekerja sama untuk menemukan strategi yang layak.

“Secara khusus, pengembangan sumber daya manusia dan kegiatan komunikasi strategis akan membuka jalan bagi kebijakan jangka panjang yang menjamin kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas perkembangan,” ujarnya.

Preeta menambahkan, dengan belajar dari pengalaman dan inovasi Jepang dalam hal ini, pihaknya dapat memperkaya sumber daya manusia ASEAN dan membangun masyarakat yang inklusif. “Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak atas dukungan dan partisipasinya dalam proyek ini,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Jepang untuk ASEAN Masahiko Kia menyampaikan pesan video ucapan selamat kepada LSPR, Nozomi no Sono, ERIA dan mitra terkait atas selesainya proyek ini.

Duta Besar Kia juga menyampaikan apresiasinya atas upaya yang dilakukan dalam proyek ini. Salah satu dari ketiga buku ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas perkembangan dan orang tuanya mengatasi tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi dalam pelayanan dan perawatan kesehatan, termasuk mengatasi kekhawatiran dan kecemasan orang tua yang dapat mendampingi dan memberikan dukungan. Anak-anak adalah anak-anak mereka.

Sedangkan buku kedua berisi kajian mengenai situasi terkini dan isu-isu kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, membahas isu-isu kunci dari sudut pandang penyandang disabilitas perkembangan dan keluarganya, dengan harapan dapat memberikan pemahaman komprehensif mengenai isu tersebut, khususnya di kawasan ASEAN.

Selain itu, buku ketiga ini merupakan panduan pelatihan, dukungan dan praktik bagi orang tua dari anak tunagrahita, dengan harapan dapat memberikan ilmu yang berharga kepada orang tua.

Pritchard mengundang semua pihak untuk menggunakan momen ini untuk menegaskan kembali komitmen mereka dalam menciptakan dunia di mana penyandang disabilitas perkembangan diberdayakan, diikutsertakan, dan dihargai atas kontribusi unik mereka.

Saat ini LSPR BAN – A diakreditasi oleh PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Pada awal tahun 2019, LSPR telah diakui oleh Global Alliance for Public Relations and Communications Management sebagai Institute for Ethics in Campus Practice dan sebagai Lembaga Pendidikan Terpercaya.

Data menunjukkan ada kurang lebih 100.000 lulusan LSPR College. Berdasarkan data LSPR Career Center, tingkat penyerapan tenaga kerja lulusan LSPR mencapai 90% lulusan.

Selain menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan, Pusat Karir dan Ketenagakerjaan LSPR menyediakan informasi lowongan kerja dan membantu alumni menemukan bidang karir yang diinginkan di dalam dan luar negeri.

Tahun ini, LSPR masuk dalam peringkat 15 besar kategori perguruan tinggi swasta Indonesia dari 45 perguruan tinggi Indonesia yang dinilai. LSPR juga berhasil menduduki peringkat di atas 801 secara global pada kategori SDG 13 terkait aksi iklim.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours