Komisi HAM Kenya laporkan 39 tewas akibat protes antipemerintah

Estimated read time 2 min read

NAIROBI (ANTARA) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya (KNHCR) mengumumkan 39 orang tewas dalam protes terhadap usulan kenaikan pajak pemerintah.

Direktur KNHCR Roselyn Adede mengatakan pada Senin (1/7) bahwa kematian mereka akibat bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi di negara Afrika Timur tersebut.

“Informasi dari catatan kami menunjukkan bahwa tiga puluh sembilan (39) orang tewas dan tiga ratus enam puluh satu (361) orang terluka akibat protes di seluruh negeri,” kata Adida dalam sebuah pernyataan.

“Komisi terus mengecam keras kekerasan dan pemaksaan yang tidak dapat dibenarkan terhadap pengunjuk rasa, petugas kesehatan, pengacara, jurnalis, dan fasilitas keamanan seperti gereja, pusat darurat, dan ambulans,” tambahnya.

Pernyataan tersebut muncul ketika banyak anak muda di Kenya bersiap untuk kembali melakukan aksi protes yang direncanakan pada hari Selasa, di mana mereka mengatakan bahwa mereka sangat sedih dan menuntut pemerintah bertanggung jawab atas krisis ekonomi yang mengancam banyak orang.

Menurut Human Rights Watch yang didanai pemerintah, jumlah korban tewas adalah sebagai berikut: Nairobi (17), Nakuru (3), Laikipia (1), Narok (1), Kajiado (3), Usin Gishu (4), Kakamega ( 1), Kisumu (2), Kisii (1), Mombasa (3), Siaya (1), Kiambu (1) dan Nandi (1).

Jumlah korban tewas baru ini bertentangan dengan klaim Presiden William Ruto pada Minggu malam (30/6) yang menyebutkan hanya 19 orang yang tewas dalam aksi protes tersebut. Dalam sebuah wawancara TV, Ruto mengatakan kematian itu tidak mengganggunya.

Namun, keamanan telah ditingkatkan di Kenya menyusul kerusuhan besar-besaran terkait anggaran tahun 2024.

Protes tersebut menyebabkan penjarahan dan perusakan properti di seluruh negeri. Pekan lalu, Ruto tunduk pada tekanan publik dan mengumumkan dia tidak akan menandatangani RUU kontroversial tersebut.

Kendaraan militer dan pengangkut personel lapis baja berkeliaran di Nairobi, dan tentara bersenjata lengkap siap mencegah kerusuhan, penjarahan, dan vandalisme.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours