Konsep Eco Green Living Elevee Menjadi Tren Baru Hunian Ramah Lingkungan

Estimated read time 10 min read

JAKARTA – Tinggal di kawasan perumahan yang sejuk dan segar, jauh dari polusi kini menjadi pilihan masyarakat. Koridor Barat Jakarta kini menjadi pilihan bagi masyarakat yang tinggal bersama keluarga. Novel S Putro menikmati akhir pekan di rumah cantiknya di kawasan Stella Gardenia 4, kawasan Alam Stella, Tangerang. Mantan Direktur PT Asuransi Harta Aman Pratama, T.B.K. Joe saat ini bekerja di Pro Asia, sebuah agen asuransi yang beroperasi sehari-hari di Kecamatan Mataraman, Jakarta Pusat.

“Tidak hanya indah, tapi kalau tinggal di kawasan ini (Alam Sutera) dekat dengan banyak fasilitas. Rumah sakit, pusat perbelanjaan, sekolah, semuanya dekat. Jadi tidak perlu keluar daerah saat akhir pekan. Tidak,” katanya kepada Sindh News kemarin.

Novel membeli rumah di kawasan yang dikembangkan oleh PT Alam Sutera Realty, TBK. Itu terjadi pada tahun 2013. Luas plot 200 meter persegi, dan halaman belakang digunakan sebagai taman dalam novel. “Untuk wilayah secara keseluruhan RTH-nya 30%. Akhir pekan saya manfaatkan untuk olah raga di sekitar rumah. Untuk belanja kebutuhan pokok, ada pusat perbelanjaan di dekatnya,” imbuhnya.

Novel memiliki dua orang anak yang bersekolah di sekolah tempat tinggalnya. Putra sulungnya bersekolah di SMP Negeri 14 Tangsel dan putra keduanya bersekolah di SD Sabana Islamic School. “Memiliki lingkungan yang nyaman dan aman tentu membantu tumbuh kembang anak,” ujarnya. Menurut novel, berbagai fasilitas tersedia di Alam Sutera sehingga tidak perlu keluar daerah untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Tidak perlu terjebak kemacetan hanya untuk berbelanja di Jakarta Pusat karena semuanya ada di sini,” imbuhnya.

Ia pun yakin kawasan Alam Sutera akan menjelma menjadi kawasan perkotaan baru yang ramai. Pasalnya, mulai dibangun kawasan hunian baru berupa rumah vertikal dan apartemen. “Saya punya tetangga yang mengaku membeli apartemen yang ada liftnya karena lokasinya yang strategis dan fitur-fiturnya yang ramah lingkungan. “Saya tunggu kamu datang duluan,” ujarnya.

Kawasan Koridor Jakarta Barat kini menjadi tempat pilihan masyarakat untuk tinggal dan berusaha. “Koridor Barat telah dikembangkan selama lebih dari 30 tahun. Kini telah menjadi magnet bagi industri properti milik negara,” kata pengawas real estat Urban Ace, Ronnie Wusang, kepada SindoNews. Ia menilai pembangunan perumahan vertikal dinilai bisa menjadi solusi efektif untuk menyediakan kebutuhan perumahan bagi masyarakat lokal. Sebab, harga tanah di Koridor Barat mengalami kenaikan. “Tanah sudah mahal, sehingga membangun rumah vertikal seperti gang CBD Alam Sutera merupakan solusi dan strategi yang efektif,” tegasnya.

Ronnie juga meyakini adanya peningkatan minat, khususnya di kalangan masyarakat kelas menengah atas, untuk tinggal di pusat bisnis dan CBD. Sebab, tersedia berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Anda. “Apartemen di CBD selalu dicari oleh end user kelas menengah atas. Oleh karena itu, semen kelas menengah atas akan berkontribusi terhadap ‘vitalitas’ kawasan tersebut,” jelasnya.

Ronnie meyakini konsep apartemen ramah lingkungan yang mengedepankan green living akan menjadi tren masa depan. Pasalnya, di negara-negara maju, green living yang berbasis pada konsep environment, society and governance (ESG) telah diprioritaskan dalam pembangunan perumahan. Upaya ESG yang dilakukan Elevee tentunya akan membawa wawasan baru dalam kehidupan warganya, lanjutnya. “Jika Anda hidup ramah lingkungan, maka akan ada keharmonisan dalam hidup Anda. Tentu itu yang diharapkan masyarakat saat ini,” kata Ronnie.

Menurut Rony, Koridor Jakarta Barat merupakan simbol industri real estate Jabodebek. Banyak proyek real estate berkonsep pengembangan township yang sedang dikembangkan di wilayah Tangerang Raya, menjadikan wilayah ini sebagai wilayah baru yang menarik.

Pembangunan proyek skala kota di Koridor Barat Jakarta telah direncanakan secara matang sejak pertama kali dikembangkan 30 tahun lalu. “Pengembang real estate Koridor Barat seperti Pak Alam Stella sudah memiliki visi ke depan, sehingga kawasan yang sedang dikembangkan ini menjadi favorit masyarakat karena menawarkan berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.

Ronnie mengatakan Komisaris Real Estate F. Lac Thurman yakin konsep hidup ramah lingkungan harus menjadi perhatian utama industri properti negara. Thurman percaya bahwa kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk mempercepat penerapan gaya hidup ramah lingkungan. Perlu kerjasama dari produsen material, termasuk dengan menyediakan produk ramah lingkungan. Di saat yang sama, pemerintah harus mendukung pengembang dengan peraturan yang mudah dipatuhi,” ujarnya kepada SindoNews.

Proses pengembangan real estat ramah lingkungan biasanya menerapkan teknik dan praktik berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan. Proses perencanaannya, mulai dari pembangunan, hingga produk aset sudah ditempati oleh masyarakat. Selain penggunaan material ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan dan efisiensi penggunaan sumber daya, fitur ramah lingkungan juga memperhatikan aspek pengelolaan limbah, penggunaan lahan, dan kualitas udara.

Pak Suhaman mengapresiasi, sebagai pengembang besar di Koridor Jakarta Barat, Alam Sutera dinilai menerapkan prinsip ESG dalam pengembangan produk real estate. “Alam Sutera berkembang sangat pesat.” “Koridor Barat menjadi objek baru yang diminati masyarakat,” tegasnya.

Menurut Thurman, permintaan perumahan, termasuk perumahan vertikal, akan meningkat seiring dengan membaiknya situasi perekonomian, terutama seiring dengan stabilnya situasi politik dalam negeri. “Pasca pandemi, orang yang punya uang pasti akan membeli properti,” ujarnya. “Apalagi bagi mereka yang ingin tinggal di kawasan dengan beragam fasilitas.”

Hasil Survei Harga Properti Perumahan (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan harga properti residensial di pasar-pasar utama sedikit meningkat pada kuartal II-2024. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang tercatat sebesar 1,76% (y-o-y) pada triwulan II tahun 2024, dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 1,89% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2024. berada sedikit di bawah .

Penjualan real estat residensial di pasar-pasar utama mencatatkan tingkat pertumbuhan sebesar 7,30% (YoY), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan penjualan sebesar 31,16% (YoY) pada kuartal sebelumnya. Perlambatan penjualan rumah terbesar terjadi di semua jenis rumah, terutama rumah berukuran kecil.

Dari sisi pembiayaan, hasil survei menunjukkan pembiayaan pembangunan perumahan sebagian besar berasal dari dana internal pengembang sebesar 74,69%. Sementara dari sisi konsumen, pembelian rumah dalam jumlah besar sebagian besar dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu sebesar 75,52% dari total pinjaman. “Yang penting sekarang adalah bagaimana pengembang menghadirkan produk yang memenuhi ekspektasi pengguna,” tutup Thurman.

Inisiatif untuk memperkenalkan kualitas ramah lingkungan

Dalam industri real estate, ada empat pilar yang harus diterapkan untuk mewujudkan eco-cities dan eco-living. Pertama, mengurangi jumlah kendaraan yang bepergian dari satu tempat ke tempat lain, seperti sekolah, pasar, dan fasilitas lainnya, sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman untuk mobilisasi masyarakat. Kedua, daerah yang maju harus mempunyai lingkungan yang sehat dari segi air dan udara.

Ketiga, pembangunan yang berorientasi pada pejalan kaki, dan keempat, menyediakan ruang ekologis bagi organisme lain. Udara yang bersih dan lingkungan yang sehat menjadi tempat berkembang biaknya makhluk lain seperti burung, sehingga menciptakan lingkungan hidup yang harmonis dengan manusia.

Berbicara kepada Sindh News, Chief Marketing Officer LV Condominiums Alvin Andronikas menekankan, “Kami ingin menciptakan kehidupan yang harmonis dan nyaman bagi penghuni kami dan masyarakat sekitar.” . Ia melanjutkan, berkat inisiatif ESG yang dilakukan, masyarakat akan merasa nyaman di lingkungan Alam Sutera yang mewujudkan konsep eco-green living, dan akan termotivasi untuk membeli rumah di Elevate.

“Kami menerapkan prinsip pengembangan pejalan kaki (POD) yaitu sarana berjalan kaki yang disukai warga. Dan budaya berjalan kaki dan bersepeda sudah menjadi pengakuan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Pak Albin menekankan bahwa penerapan prinsip-prinsip ESG bukan sekadar slogan ALV, melainkan sesuatu yang benar-benar diterapkan. Bagi Elevee, penerapan ESG juga akan memberikan dampak positif bagi pengembang dan pemilik properti.

“Di antaranya penurunan biaya operasional, penghematan penggunaan listrik, serta peningkatan kesehatan dan produktivitas warga,” ujarnya.

Ia mengatakan, Alvi Condominiums menggunakan material yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan jendela berlapis ganda di apartemen. Penggunaan material ini diyakini dapat mengurangi sinar matahari dan mengurangi penggunaan AC dalam ruangan.

Ellebee Condominium juga memiliki fasilitas taman hutan seluas 4 hektar untuk berbagai kegiatan. Merupakan bagian dari Alam Sutera dan menerapkan konsep berinteraksi dengan lingkungan. Kami akan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi penghuni, termasuk area terowongan hijau dan manajemen lalu lintas.

Terkait progres penjualan Eleby Condominium, Pak Alvin menjelaskan saat ini pembangunannya sedang menuju tahap penyelesaian yang akan berlangsung pada Oktober tahun depan. Kuncinya diperkirakan akan diserahkan pada Desember 2025. Dua tower yang saat ini sedang dibangun berjumlah 550 unit, dan tersisa sekitar 150 unit. “Kami yakin penjualan akan kuat setelah top-off, dan kami yakin unit-unit yang tersisa akan terserap ke pasar,” jelas Alvin.

Alam Sutera merupakan kawasan seluas 800 hektar yang dikembangkan selama 30 tahun. Beragam properti sedang dikembangkan, mulai dari konsep klaster residensial hingga fasilitas komersial dan komersial. Saat ini Alam Sutera sedang mengembangkan Elevee Condominium, sebuah bangunan hunian vertikal dengan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penghuninya, dan taman hutan seluas 4 hektar yang akan menjadi pusat kehidupan di Alam Sutera.

Selain penanaman pohon sebagai kanopi peneduh pejalan kaki, Alam Sutera juga memiliki angkutan umum terpadu, pembuangan sampah terpadu, dan penyaluran air bersih ke rumah-rumah warga Alam Sutera juga mempercepat pemanfaatan instalasi pengolahan air (water treatment plant) yang menghasilkan air bersih air.

Lima ratus Closed Circuit Television (CCTV) dipasang di berbagai titik sebagai sarana pemantauan arus lalu lintas di kawasan Alam Sutera. CCTV merupakan bagian dari sistem manajemen lalu lintas yang diperkenalkan oleh manajemen Alam Sutera untuk memprediksi tabrakan kendaraan guna menghindari polusi udara. Pak Alvin menjelaskan bahwa konsep green real estate juga perlu meresap ke seluruh pihak yang terlibat. Tidak hanya masyarakat yang tinggal di proyek real estate yang dikembangkan pengembang, tetapi juga masyarakat sekitar.

“Alam Sutera selalu menghimbau warga untuk turut serta menjaga keasrian lingkungan.Contoh sederhananya, kami menghimbau warga dan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di kawasan Alam Sutera .

Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) Ivan Prijanto mengatakan dalam perbincangan dengan ALV Media yang digelar di Alam Sutera, Tangerang beberapa waktu lalu, GBCI menyebutkan 35% energi dikonsumsi selama proses pembangunan gedung dan 25% diproduksi. Ini menghasilkan limbah dan menghasilkan 39% emisi gas rumah kaca. Setelah konstruksi selesai, pengoperasian gedung bertingkat tinggi menyumbang tiga besar emisi karbon dioksida (CO2).

“Pengembang harus berperan aktif dalam perjuangan melawan perubahan iklim global. Dekade berikutnya pasti akan terlambat bagi pengembang yang gagal mematuhi peraturan net-zero carbon dalam operasi mereka menjual unit real estate tersebut,” kata Ivan.

GBCI mengeluarkan sertifikasi bangunan ramah lingkungan atau greenships untuk beberapa proyek real estate. Faktanya, sertifikat hijau yang dikeluarkan GBCI diakui oleh World Green Building Council, karena GBCI telah menjadi anggota World Green Building Council sejak tahun 2017. “Konsep bangunan hijau bertujuan untuk konservasi, efisiensi dan pembagian penggunaan sumber daya energi, air, tanah, udara dan lingkungan,” kata Ivan.

Konsep lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) adalah tiga pilar utama untuk mengevaluasi kinerja aset bisnis saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan ESG menjadi fokus para pengembang real estat di tanah air karena tren konsumen yang mengarah pada produk berkelanjutan.

Menurut Direktur Jenderal Eksekutif Perencanaan Kelebihan (Direktur Eksekutif IAP), proyek real estate merupakan pasar terbesar dan potensial bagi jenderal Z dan millet. Gula ini memiliki sifat yang sangat memperhatikan aspek stabilitas produk.

“Mereka sangat memperhatikan fasilitas yang ada di sekitar proyek real estate, seperti lokasi terbuka hijau dan ruang interaksi. Pengembang real estate sangat memperhatikan apa yang diinginkan masyarakat,” Ardi Andy menyoroti acara bincang-bincang media Alii beberapa waktu lalu.

Prinsip-prinsip ESG tidak hanya menarik perhatian masyarakat, namun juga membantu nilai investasi. Mengembangkan real estate berdasarkan prinsip ESG juga memberikan manfaat ekonomi,” ujarnya. Aadiaes berpendapat bahwa pengembangan real estate skala kota yang menerapkan prinsip ESG membutuhkan modal yang tidak sedikit. Namun, dia mengakui bahwa prinsip-prinsip tersebut berdampak pada pengembang dan menguntungkan konsumen.

“Seperti Allmisias, pembangunannya sangat maju dan membutuhkan banyak modal. “Dan sekali lagi, saya pikir selain keberlanjutan pembangunan berkelanjutan, nilai asetnya akan terus tumbuh. Konsumen juga akan mendapat manfaat dari ini. katanya.

Sementara itu, CEO Leeds Property Services Indonesia Handra Hartono menilai proyek perumahan vertikal di kawasan township seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan hunian lahan. “Seperti di Jakarta, harga tanahnya mahal sekali karena harga per meternya tinggi. Jadi pilihannya adalah bangunan vertikal,” ujarnya.

Rumah atau apartemen vertikal lebih digemari karena fasilitasnya yang lengkap, nyaman dan aman serta berkonsep mixed-use. Menurut luasnya, selain luas rumah vertikal mirip semut, rumah rikuri mirip semut juga diminati dengan nama lain.

“Kawasan yang sudah mapan atau kawasan berbasis kota dengan akses transportasi umum yang dekat menarik bagi pembeli kondominium.” Terletak di kawasan CBD dan dekat dengan berbagai fasilitas, Elevee “Ada potensi pasar untuk ini,” bantah Handler. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours