Konsolidasi Nasional Alumni ITS: Mau Dibawa ke Mana?

Estimated read time 5 min read

Bergabunglah dengan Fahruri

Pendiri dan CEO Pusat Studi Teknologi dan Inovasi Energi

Sekretaris Dewan Pakar IKA ITS – Alumni ITS P38

Setelah 64 tahun, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) telah menghasilkan lebih dari 100 ribu lulusan. Mereka tersebar di seluruh Indonesia, tinggal di 38 wilayah. Hampir menjadi bagian masyarakat tanpa kontribusi lulusan ITS di sana. Sebut saja birokrasi pemerintahan, lembaga negara, pengusaha, akademisi, politisi, dan masih banyak profesi lainnya.

Sekali lagi, peningkatan jumlah lulusan merupakan sumber daya dan modal yang mempunyai kontribusi besar bagi nusa dan negara. Di sisi lain, terdapat tantangan besar untuk memperkuat kekuatan tersebut. Bagaimana cara merekrut ribuan alumni ITS? Bagaimana cara menunjukkan kelebihan dan kemampuan para senior ITS agar bisa berperan penting dalam berbagai bidang pembangunan?

Ikatan Alumni ITS (IKA ITS) dibentuk untuk tujuan tersebut. Saat ini Pengurus Pusat (PP) IKA ITS didukung oleh 23 orang Komisaris Departemen (Komjur) dan 17 orang Manajer Wilayah (PW). Artinya, masih ada 21 daerah yang belum membentuk pengendalian daerah.

Jika dikaitkan dengan semangat untuk memberikan kontribusi yang baik bagi negara dan negara, perlu diketahui bahwa jumlah struktur organisasi IKA ITS belum terdistribusi dengan baik. Selain itu, untuk menghadapi tantangan eksklusi, pemerintah melakukan perubahan untuk mendukung pesatnya pembangunan di wilayah tersebut.

Pemerintah yang dipimpin oleh presiden membutuhkan 34 kementerian untuk membantu pembangunan. Kehadiran koordinasi IKA ITS hendaknya diperluas di seluruh Indonesia untuk menghimpun seluruh kemampuan sesepuh ITS agar dapat bersinergi. Apalagi penataan ruang organisasi IKA ITS di daerah merupakan kekuatan yang berkaitan dengan pemerintah daerah. Dengan cara ini, tujuan mendorong pembangunan daerah secara efisien dan cepat dapat tercapai.

IKA Mitra Strategis ITS Kampus Indonesia Maju mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan. Melalui sekolah yang penting dilakukan penelitian, dilakukan penelitian pengembangan sebelum program pengembangan dilaksanakan.

Lulusan perguruan tinggi, termasuk alumni ITS, mempunyai kesempatan berkarir dan berkarir yang sama. Oleh karena itu, IKA ITS harus memposisikan diri sebagai bagian penting dalam pembangunan nasional dan masyarakat. Di tingkat pusat dan daerah, IKA ITS merupakan mitra penting bagi pemerintah.

Ke depan, para pimpinan IKA ITS akan ikut serta dalam proses transformasi, baik secara umum maupun di berbagai bidang. yang bertujuan untuk keunggulan dan kemajuan dalam segala aspek. Alumni PP ITS juga mempunyai kemampuan untuk terus membahas isu-isu strategis masyarakat, negara, dan alam semesta serta memberikan masukan penting di berbagai bidang.

Setiap pemimpin mempunyai masanya, setiap ada pimpinan Kongres IKA ITS yang diadakan dalam waktu dekat, salah satu yang dilakukan adalah pemilihan presiden. Terlepas siapa yang akan terpilih dalam pertemuan tersebut, satu hal yang jelas, permasalahan Presiden IKA ITS tidak lagi menjadi salah satu tantangan dunia dan Indonesia ke depan.

Dalam apa yang disebut Indonesia Emas 2045, Indonesia tidak lepas dari banyak permasalahan. Pertama, salah satu permasalahan terbesar di Indonesia adalah kesenjangan ekonomi antara kota dan desa, antara provinsi dan pulau. Selain itu, kesenjangan antara si kaya dan si miskin juga menjadi permasalahan yang besar.

Kedua, infrastruktur masih menjadi tantangan besar meskipun dalam satu dekade terakhir, pemerintah telah menghabiskan banyak waktu untuk membangun berbagai infrastruktur untuk mendorong perekonomian. Di daerah-daerah terpencil, khususnya di wilayah timur Indonesia, akses terhadap infrastruktur masih menjadi hambatan bagi pembangunan ekonomi dan peningkatan pariwisata. Infrastruktur tersebut meliputi akses terhadap air bersih, listrik, jalan, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Ketiga, bencana alam dan perubahan iklim. Indonesia dikenal sebagai wilayah yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik. Cincin api yang menutupi Indonesia menjadikannya rawan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Di sisi lain, Indonesia juga mulai menerima dampak perubahan iklim seperti peningkatan suhu, kenaikan permukaan air laut, dan kekeringan yang juga berdampak serius pada berbagai sektor, terutama pertanian dan perikanan.

Keempat, pendidikan dan sumber daya manusia. Dengan jumlah penduduk mendekati 300 juta jiwa, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (World Population Review 2024). Namun potensi sumber daya manusia yang begitu besar masih tertinggal dalam hal kualitas pendidikan. Indeks pendidikan tinggi Indonesia berada di peringkat 96 dari 173 negara, mengalahkan Vietnam, Malaysia, Thailand, hanya menyisakan Singapura (Kompas.id, 2 Mei 2924)

Kelima, tantangan kritis terakhir adalah pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Bagaimana eksploitasi dan eksplorasi agar tidak merusak keanekaragaman hayati sehingga tidak berdampak lebih besar terhadap kehidupan masyarakat masih menjadi tantangan di Indonesia. :

Pimpinan tim KolegialIKA ITS harus fleksibel dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. PP IKA ITS yang tersusun dalam Pengurus Daerah dan Pengurus Komisariat Departemen mampu mengkoordinasikan seluruh pergerakan di tanah air, setelah itu majelis dilanjutkan dengan pembaharuan pengurus daerah untuk menjamin kemajuan pembangunan.

Pertanyaannya, apakah model kepengurusan IKA ITS yang diterapkan saat ini sudah cukup efektif? Alangkah baiknya jika gaya kepengurusan IKA ITS ke depan adalah pemimpin tim perguruan tinggi. Model ini merupakan jawaban atas persoalan sulit bangsa dan negara di masa depan, serta meningkatkan kiprah para senior ITS.

Ketua kolektif kelompok ini mempunyai presidium yang berjumlah lima (5) orang. Salah satu presidium bertugas sebagai koordinator untuk jangka waktu 9 (sembilan) bulan dan presiden yang lain menggantikannya dalam masa kerja yang sama.

Khusus koordinator presidium pertama mendapat waktu 3 (tiga) periode lagi untuk menyusun dan menyetujui program kerja, serta mengangkat pengawas. Dengan demikian, masa kerja presidium seluruhnya adalah 48 bulan (empat puluh delapan) atau 4 tahun (empat) seperti sebelumnya.

Perubahan struktur manajemen ini juga penting ketika berbicara tentang struktur tata kelola. Saat ini, kabinet mempunyai 34 kementerian dan terdapat peluang besar untuk menambah jumlah kementerian di bawah pemerintahan baru.

Melalui kepemimpinan para dosen, IKA ITS juga akan menciptakan area konsentrasi untuk memaksimalkan kontribusi para anggotanya. Misalkan ada lima presidium, masing-masing ketua bisa mengurus tujuh kementerian. Dengan demikian, bidang apa pun yang menjadi perhatian pemerintah tidak bisa lepas dari perhatian IKA ITS.

Terlebih lagi, pedoman kolektif tersebut meredam “kontroversi” yang kerap menggandeng IKA ITS setiap kali datang ke konferensi. Di sisi lain, model ini memberikan peluang besar bagi banyak senior ITS untuk menunjukkan potensinya sebagai pemimpin.

Persaingan utama para anggota presidium bukan dalam kerangka IKA ITS, namun mereka berlomba-lomba memberikan manfaat dan anugerah nyata kepada alumni melalui acara dan kegiatan sesuai kolektifnya. Semangat YA!!!

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours