Konsumsi Batubara UE Ambles ke Level Terendah, IEA Ungkap Kapan Titik Baliknya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Data awal menunjukkan konsumsi dan produksi energi di Uni Eropa (Uni Eropa) anjlok ke rekor terendah sepanjang tahun 2023. Menurut badan statistik Eurostat, penggunaan dan produksi batu bara turun lebih dari 20%.

Data tersebut diperoleh setelah dua tahun penggunaan dan produksi di wilayah tersebut. Konsumsi batu bara Uni Eropa akan mengalami penurunan terbesar tahun ini, dimana menurut data Eurostat, konsumsi batu bara Uni Eropa berkurang lebih dari 100 juta ton (mt) sebanyak 351 ton.

Sepanjang tahun ini, Jerman dan Polandia merupakan konsumen batubara terbesar, masing-masing sebesar 37% dan 27%.

Energi matahari mengalahkan batu bara

Eurostat juga mengatakan bahwa pada tahun 2022 energi surya akan menggantikan batu bara sebagai sumber utama listrik.

Batubara keras atau antrasit merupakan jenis batubara dengan kandungan tertinggi diantara semua jenis batubara. Hanya dua negara Eropa yang masih memproduksinya, Polandia dan Republik Ceko.

Energi surya menyumbang 210.249 GWh dari total produksi listrik UE pada tahun 2022, 205.693 GWh berasal dari batubara keras dan 241.572 GWh dari batubara coklat.

Titik balik

Secara global, konsumsi batu bara akan mencapai titik tertinggi pada tahun 2022, karena batu bara masih menjadi sumber energi utama untuk listrik, produksi baja, dan produksi semen.

Hal ini menyebabkan perlunya kebijakan dan investasi yang lebih kuat untuk memungkinkan pertumbuhan energi ramah lingkungan. Hampir 200 negara sepakat pada konferensi COP28 tahun lalu mengenai perlunya beralih dari bahan bakar fosil dan menggandakan kapasitas energi terbarukan.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan konsumsi listrik dunia akan terus meningkat pada tahun 2023. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa permintaan akan meningkat pada dekade ini, yang disebut-sebut sebagai “perubahan historis”.

“Data awal menunjukkan bahwa penggunaan batubara UE akan mencapai rekor terendah pada tahun 2023 – Eurostat” lapor Energy Monitor.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours