Kontak erat di lingkungan rumah jadi faktor kuat penularan TBC anak

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Dokter konsultan anak RS Sipto Mangukusumo, Dr. Wahuni Indwati Sp.

“Hubungan yang paling kuat adalah komunikasi di rumah atau di rumah Ada pula yang mempunyai hubungan dekat, meski tidak tinggal serumah, namun sering berkunjung ke rumah tersebut Sumber penularannya adalah anak-anak, kata Wahun pada diskusi TBC anak yang dipantau secara online di Jakarta, Kamis.

Menurut Wahun, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme atau Mycobacterium tuberkulosis yang biasanya ditularkan melalui droplet atau tetesan.

Penderita TBC aktif dapat menularkannya ke lingkungannya melalui batuk, bersin, dan berbicara, serta dapat terhirup oleh orang lain, termasuk anak-anak.

90 persen bakteri TBC masuk ke saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke paru-paru, sehingga sangat mungkin anak kecil dengan daya tahan tubuh kurang optimal menyebarkan virus TBC ke seluruh tubuh.

Virus tersebut menyebar ke tubuh dan organ lain seperti otak, ginjal, mata, tulang, dan menimbulkan penyakit yang seringkali menyebabkan kecacatan bahkan kematian, kata Wahun.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, seseorang yang berisiko tertular virus tuberkulosis di lingkungan rumah yang perlu diwaspadai, masih dirawat selama dua bulan dan sudah menjalani tes dahak dan terkonfirmasi TBC, sehingga risiko penularannya tinggi.

Selain itu, seseorang yang tidak menunjukkan gejala batuk, namun terdapat bercak di paru-paru saat dirontgen, patut dicurigai sebagai pembawa virus TBC yang dapat menulari orang lain.

Oleh karena itu, jika salah satu anggota keluarga terdiagnosis TBC aktif, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota keluarga lainnya, sarannya.

“Jika seseorang mengidap TBC aktif, hendaknya ia memeriksa seluruh anggota keluarga yang tertular TBC, untuk mengetahui kemungkinan mereka tertular TBC aktif dan terdeteksi, tetapi bukan TBC sakit atau TBC laten. Untuk mencegah aktivasi TBC, segera dapatkan pengobatan, baik itu pengobatan atau pengobatan. pengobatan, sarannya.

Gejala TBC pada anak yang patut dicurigai setelah kontak dengan penderita TBC aktif antara lain batuk yang tidak lebih dari dua minggu, demam yang tidak lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, atau kesulitan menambah berat badan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours