Kontribusi Pegadaian jaga ketahanan pangan nasional lewat TGIF

Estimated read time 4 min read

Jakarta (ANTARA) – Saat peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (UI) yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), presiden pertama Indonesia mengatakan, Bung Karno, “Bagi kami, urusan penyediaan pangan bagi rakyat adalah persoalan hidup dan mati.

Setelah 72 tahun, pernyataan ini masih relevan. Selain itu, konflik geopolitik dan perang dagang saat ini telah menaikkan harga pangan, sementara stok pangan semakin berkurang akibat perubahan iklim, sehingga musim tanam tidak dapat diprediksi.

Berdasarkan kontribusinya dalam menjaga ketahanan pangan nasional, PT Pegadaian melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang pertanian bertajuk “The Gade Integrated Farming (TGIF)”.

TGIF adalah program inovatif yang mengintegrasikan sektor pertanian ke dalam ekosistem ekonomi yang terhubung melalui pendekatan berbasis komunitas untuk meningkatkan keterampilan petani dan peternak.

Melalui program ini, para petani dan peternak yang mereka bantu akan mendapatkan pelatihan terkait metode pertanian terpadu serta pengelolaan sumber daya pertanian yang efisien dan berkelanjutan.

Saat ini program TGIF telah dilaksanakan di delapan lokasi yang tersebar di Madiun, Tulungagung, Depok, Bekasi, Bogor, Bantul, Kulonprogo, dan Magelang.

Sebarkan manfaatnya

Penerapan program TGIF tidak hanya membawa manfaat ekonomi bagi para petani dan penggembala yang disubsidi, namun juga manfaat sosial melalui penciptaan lapangan kerja untuk pemerataan pendapatan masyarakat.

Selain itu, terdapat pula manfaat lingkungan melalui penggunaan bahan organik yang dapat mengurangi serangan serangga pada lahan pertanian dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Manfaat tersebut juga diterima oleh peserta program TGIF di Desa Bungin, Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Wilayah Bekasi.

Yuyun, seorang petani ikan dan pedagang sayur di desa tersebut mengatakan, pelatihan pupuk organik yang diberikan Pegadaian bekerja sama dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto banyak membantu dalam produksi kolam tersebut.

Sebelum menggunakan pupuk organik, kolamnya diserang pembunuh bekicot. Kini ikan dan gulma di kolamnya lebih banyak, bahkan hasilnya meningkat 40 persen.

Pemilik peternakan gulma lainnya, Dedi, mengatakan selain membantu petani beralih dari pupuk kimia ke pupuk yang lebih ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik membantu menekan biaya hingga 30 persen.

Kualitas hasil pertanian dan tambak juga meningkat secara signifikan, terutama pertumbuhan alga. Melalui program TGIF, satu ton benih gulma juga didukung.

Sementara itu, Akbar, warga Desa Bungin yang juga bermatapencaharian sebagai petani, mengatakan penggunaan pupuk organik dapat membantu petani mengatasi seringnya kekurangan pupuk.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan pilihan pupuk dan kenaikan harga pupuk merupakan hal yang paling menyulitkan petani.

Karena penggunaan pupuk organik yang mudah dihasilkan dari bahan-bahan yang terdapat di lingkungan seperti sisa tanaman, jagung, kelapa, jerami, bahan-bahan dan kotoran hewan dapat menjadi solusi permasalahan kekurangan pupuk. mengganggu para petani.

“Melalui pupuk organik, kita bisa mencari dan melakukannya kapanpun dan dimanapun kita membutuhkannya karena semua tersedia di alam dan sekitar kita,” ujarnya.

Selain itu penggunaan pupuk organik juga dapat memulihkan kesehatan lahan pertanian dari pencemaran pupuk kimia dan meningkatkan kesadaran petani untuk selalu menjaga alam.

Memberikan nilai tambah

“The Gade Integrated Farming” dirancang sebagai program dan solusi baru di bidang pertanian dengan program kerja komprehensif yang memberikan berbagai nilai tambah kepada para pesertanya.

Tidak hanya terkait metode peternakan terpadu, para petani dan peternak sapi dukung juga mendapatkan ilmu untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pemasaran produk.

Untuk itu, Pegadaian juga memberikan dukungan struktural berupa bangunan produksi kelompok dengan peralatan pendukungnya, seperti digester (peralatan pengolahan kotoran hewan menjadi biogas) dan burung (larva lalat).

Selain dukungan infrastruktur, para mitra juga mendapat dukungan hukum dalam pengurusan izin edar berbagai produk yang dihasilkan, seperti produk pangan, pakan ternak, pupuk organik, pestisida organik, dan biogas.

Selain itu, kelompok petani ini juga telah dilatih budidaya cacing sebagai cara yang efektif untuk menghilangkan sampah organik, pakan ikan dan ternak serta produk yang dapat dipasarkan.

Mereka juga diajarkan cara membuat silase, yaitu pakan ternak yang diawetkan melalui fermentasi, serta biogas dari kotoran ternak.

Melihat antusias peserta program dan besarnya manfaat yang diberikan, Executive Vice President PT Pegadaian TJSL Rully Yusuf mengatakan pihaknya berencana memperluas penerapan TGIF ke berbagai tempat dan kelompok petani, khususnya para petani ‘ Organisasi Wanita (KWT) adalah partainya. ).

“Pegadaian berusaha membina masyarakat dan seluruh petani di desa-desa seluruh Indonesia, agar bisa memiliki koperasi sendiri,” ujarnya.

Jika harga dan pasokan tetap terjaga, produk pangan berpotensi menurunkan inflasi dan melemahkan perekonomian nasional, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi bulanan Mei 2024 yang mencapai 3 persen akibat krisis pangan. penurunan harga beras. ayam segar, ikan segar dan cabai rawit.

Program TGIF yang dikelola Pegadaian juga menjadi contoh nyata kerja sama antara Pemerintah, perusahaan publik, masyarakat dan akademisi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Mengingat pemeliharaan pangan merupakan ibarat hidup dan matinya masyarakat, maka sudah selayaknya hal ini dilakukan melalui kerja sama yang kuat yang mempersatukan berbagai pihak sebagai pilar bersama negara.

Redaktur: Achmad Zaenal M

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours