Korban Judi Online Akan Diberi Bansos, Logika Pemerintah Dipertanyakan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Soal apakah korban perjudian online sebaiknya mendapat bantuan sosial dari pemerintah menuai kontroversi. Sejumlah kalangan mengecam pernyataan Perdana Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Mohajir Efendi soal rencana tersebut.

Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Selios) Bhima Uddhisthira berpendapat, bantuan sosial sebaiknya bersumber dari Pendapatan dan Anggaran Negara (APBN), sehingga tidak boleh diberikan kepada korban perjudian online.

Dukungan sosial dapat disalahgunakan oleh korban karena perjudian merupakan aktivitas negatif. Menurutnya, pemerintah harus fokus pada masyarakat miskin atau yang paling membutuhkan.

“Dibandingkan pelaku kejahatan yang miskin karena perjudian online, masyarakat sangat miskin yang membutuhkan akses DTKS (data jaminan sosial),” kata Bhima, Selasa (18/6/2024).

“Jelas perjudian itu kejahatan, apakah pantas memberikan bansos kepada pelaku kejahatan? Jadi ide pemerintah ingin membantu pelaku kejahatan online dengan uang rakyat,” lanjutnya.

Terkait hal itu, Bhima pun mendesak pemerintah berupaya semaksimal mungkin memberantas perjudian online. Karena banyak korban yang saling berkaitan, bahkan ada yang berujung pada konflik keluarga hingga kematian.

“Pemerintah juga tidak boleh menolak upaya pencegahan. Perjudian online akan terus berlanjut kecuali diperlukan upaya penghapusan,” tutupnya.

Sebaliknya, penjahat yang kecanduan judi online sebaiknya masuk ke pusat rehabilitasi. Bhima mencatat, pusat rehabilitasi memiliki fasilitas pelatihan bagi masyarakat untuk memperoleh keterampilan bisnis.

Dengan begitu, korban tidak akan terjerumus ke dalam kebiasaan berjudi online. “Penjual online tidak boleh menjadi penerima bansos, sebaiknya masuk ke pemerintah atau menjalankan pusat rehabilitasi swasta,” ujarnya.

Jadi pemerintah mensubsidi pelaku kejahatan siber selama mereka menjalani rehabilitasi. Fasilitasnya banyak, termasuk pelatihan bisnis, sehingga pelaku kejahatan siber bisa melakukan rehabilitasi dan mendapatkan penghasilan setelah keluar dari pusat rehabilitasi, lanjutnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mohajir Efendi mengungkapkan kemungkinan penerimaan Bantuan Sosial (BANSO) Bantuan Sosial (BTCS) untuk korban permainan.

Mohajir mengatakan, hal ini sebagai respons terhadap semakin maraknya perjudian online di masyarakat. “Perlindungan terhadap korban perjudian online sudah banyak kita berikan, misalnya kita masukkan sebagai penerima kesejahteraan sosial dalam DTKS,” kata Mohajir di kompleks Istana Kepresidenan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours