Korban tewas akibat bentrokan antar suku di Pakistan bertambah jadi 43

Estimated read time 2 min read

KARACHI (ANTARA) – Sedikitnya 43 orang tewas dalam bentrokan suku terkait sengketa tanah selama seminggu di barat laut Pakistan, kata pejabat dan penduduk setempat, Senin.

Meskipun gencatan senjata ditengahi oleh para tetua suku pada hari Minggu, bentrokan sporadis masih terjadi di beberapa bagian distrik Kurram yang bergejolak di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan, kata mantan anggota parlemen distrik Zahid Turi kepada Anadolu melalui telepon.

Kepala Petugas Medis Rumah Sakit Distrik Kurram, Mir Hasan Jan, mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 180 orang terluka dalam bentrokan pekan lalu.

Mengonfirmasi jumlah korban tewas, Turi, seorang anggota “jirga,” atau majelis suku, yang berusaha mempertahankan gencatan senjata yang rapuh, mengatakan delapan orang lainnya tewas dalam duel artileri semalam antara suku-suku yang bertikai.

Menurut Turi, bentrokan awalnya terjadi antara suku Boshehra dan Malikhel karena sengketa tanah, namun kemudian meningkat menjadi perselisihan komunal di beberapa wilayah di distrik tersebut.

Gencatan senjata telah diterapkan di beberapa daerah, namun bentrokan masih terjadi di beberapa daerah, tambah Turi.

“Kami melakukan yang terbaik untuk menghentikan kekerasan sepenuhnya,” tambahnya.

Suku-suku yang bertikai menggunakan roket dan mortir untuk saling menyerang, kata jurnalis lokal Ali Afzal kepada Anadolu melalui telepon.

Distrik Kurram, sekitar 217 kilometer dari ibu kota provinsi Peshawar, sering menjadi korban bentrokan suku dan etnis dalam beberapa tahun terakhir.

Kota Parachinar di distrik ini adalah salah satu dari sedikit daerah yang didominasi Syiah di negara bagian Pakistan yang mayoritas penduduknya Sunni.

Sumber: Anadolu-Ona

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours