Korsel, AS, Jepang sepakati kerja sama usai pertemuan Kim-Putin

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang sepakat untuk menutup kerja sama keamanan melalui konsultasi “tepat waktu” setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian keamanan baru pada pekan ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul pada Jumat (21 Juni) saat mengomentari percakapan telepon berulang kali dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa.

“Menanggapi ancaman Korea Utara, kami sepakat untuk memperkuat hubungan kuat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Aliansi keamanan dan kerja sama antara negara-negara Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang, serta bekerja sama secara erat untuk mencapai respons internasional yang tegas,” kata Cho pada konferensi pers.

Pada hari Rabu (19 Juni), Vladimir Putin dan Kim Jong-un menandatangani perjanjian “kerja sama strategis yang komprehensif”, yang mencakup sebuah artikel yang menyerukan satu pihak untuk memberikan bantuan militer kepada pihak lain “tanpa penundaan” jika terjadi invasi bersenjata.

“Saya pikir sangat penting jika kita mengirimkan pesan yang kuat melalui kerja sama yang erat melalui konsultasi yang tepat waktu dengan negara-negara sahabat seperti AS dan Jepang,” tambahnya.

Cho berada di New York pada Kamis (20 Juni) untuk menghadiri pertemuan resmi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang keamanan siber.

Cho memimpin pertemuan Dewan Keamanan sementara Korea Selatan memegang jabatan presiden bergilir DK PBB bulan ini.

“Dalam masa sulit ini ketika kita melangkah maju sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB, kami akan melakukan upaya untuk memastikan bahwa sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB kita memiliki kesempatan untuk memperluas cakrawala diplomatik kita dan memperkuat posisi kita dalam kepentingan global,” ujarnya. dikatakan.

Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol telah berupaya untuk bertindak sebagai “negara terdepan di dunia” untuk lebih berkontribusi dalam memecahkan masalah global seiring pertumbuhan negara tersebut secara nasional.

Sumber: Yonhap

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours