Korsel desak Rusia hentikan kerja sama militer dengan Korut

Estimated read time 3 min read

Seoul (ANTARA) – Korea Selatan meminta Rusia segera menghentikan kerja sama militer dengan Korea Utara, menyusul perjanjian yang baru-baru ini ditandatangani oleh Moskow dan Pyongyang untuk memberikan bantuan militer jika salah satu negara diserang.

Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Kim Hong-kyun membenarkan posisi Korea Selatan

Kepada duta besar Rusia untuk Korea Selatan Georgy Zinoviev di Seoul, pada hari Jumat.

Kim menekankan bahwa Rusia harus bertindak secara bertanggung jawab dan mengatakan bahwa Korea Selatan, bersama komunitas internasional, akan menangani dengan tegas setiap tindakan yang mengancam keamanan.

“Karena situasinya sudah mencapai titik di mana Korea Utara tidak akan segan-segan menggunakan senjata nuklir,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengutip pernyataan Kim.

Kim juga mengatakan bahwa Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dukungan langsung atau tidak langsung kepada Korea Utara melalui penumpukan senjata yang dilakukan Pyongyang, kata Kim, pasti akan berdampak negatif pada hubungan bilateral Rusia dengan Korea Selatan.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memanggil duta besar Rusia untuk memprotes perjanjian yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada pertemuan puncak di Pyongyang, Rabu (19/6).

Perjanjian tersebut memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya dari satu pihak ke pihak lain dengan segala cara dan tanpa penundaan, jika salah satu negara diserang atau berada dalam keadaan perang.

Pasal 4 perjanjian ini dirancang untuk menjamin intervensi militer jika terjadi serangan terhadap salah satu negara, sebuah ketentuan yang akan memulihkan aliansi era Perang Dingin 28 tahun setelah perjanjian pertahanan bersama antara Rusia dan Korea Utara dibatalkan pada tahun 1996.

Menanggapi permintaan pemerintah Korea Selatan, Zinoviev mengatakan bahwa segala upaya untuk “mengancam dan memeras” Rusia tidak dapat diterima.

Ia juga mengatakan dalam postingan di akun X Kedutaan Besar Rusia di Seoul bahwa kerja sama Rusia dengan Korea Utara tidak ditujukan kepada negara ketiga.

Zinoviev mengatakan kerja sama berkontribusi pada penguatan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan negaranya menghormati prinsip dan norma hukum internasional.

Ia juga menekankan bahwa Rusia tetap berkomitmen untuk membangun kerangka kerja bagi “perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan berdasarkan prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan.”

Pasokan senjata ke Ukraina

Secara terpisah, penasihat keamanan utama Korea Selatan, Chang Ho-jin, mengatakan Seoul akan mempertimbangkan kembali kebijakannya dalam memasok senjata ke Ukraina.

Korea Selatan sejauh ini mempertahankan kebijakannya untuk hanya memberikan bantuan yang tidak mematikan kepada Kiev.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam, memperingatkan bahwa akan menjadi “kesalahan besar” jika Korea Selatan memberikan senjata mematikan kepada Ukraina.

Sumber: Yonhap-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours