Korut tembakkan 2 rudal balistik dan 1 peluncuran mungkin gagal

Estimated read time 2 min read

Seoul (ANTARA) – Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke arah timur laut pada Senin, salah satu peluncuran mungkin gagal dan rudal tersebut mendarat di negara tersebut.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menjelaskan, rudal balistik jarak pendek diluncurkan dari kawasan Jangyon Provinsi Hwanghae Selatan sekitar pukul 05.05 waktu setempat dan terbang sekitar 600 kilometer, mendarat di perairan kota Chongjin. . . di timur laut Korea Utara.

Rudal balistik lainnya diluncurkan dari wilayah yang sama sekitar pukul 05.15 waktu setempat dan hanya terbang sekitar 120 kilometer.

Juru bicara JCS Lee Sung-June mengatakan rudal kedua mungkin terbang tidak normal pada tahap awal penerbangannya dan jika meledak di udara, puing-puingnya bisa saja mendarat di Korea Utara.

“Sulit untuk mengetahui titik pasti dampak dari rudal tersebut, namun ada kemungkinan bahwa rudal tersebut ditujukan ke Pyongyang,” kata seorang pejabat JCS.

Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek yang dikenal sebagai Hwasong-11 dari daerah Jangyon pada bulan Maret tahun lalu. Rudal-rudal tersebut terbang sekitar 610 kilometer untuk mencapai sasaran di perairan Chongjin, menurut media pemerintah Korea Utara.

JCS mengecam keras peluncuran terbaru ini sebagai “tindakan provokatif” yang sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan berjanji akan sangat siap menghadapi tindakan tersebut.

“Sambil memperkuat pemantauan dan pengawasan kami terhadap peluncuran tambahan, militer kami mempertahankan kesiapan penuh karena kami terus berbagi data rudal balistik Korea Utara dengan pihak berwenang AS dan Jepang,” kata JCS.

Peluncuran kedua rudal tersebut terjadi sehari setelah Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengutuk latihan militer gabungan antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.

Pyongyang mengatakan Korea Utara akan mengambil tindakan balasan yang “agresif dan berlebihan” terhadap apa yang mereka sebut sebagai upaya untuk memperkuat blokade militernya.

Latihan gabungan tiga negara, yang disebut Multidomain Freedom Shield, berlangsung selama tiga hari, berakhir pada hari Sabtu, dan melibatkan jet tempur dan kapal perang, termasuk kapal induk AS, di perairan internasional di selatan pulau Jeju, Korea Selatan.

Sumber: Yonhap

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours