KPC Jaga Keberlanjutan Hunian Orang Utan lewat Proses Reklamasi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) menjaga habitat dan menyediakan habitat baru bagi orangutan di lahan pascatambang melalui proses reklamasi.

Konservasi orangutan dinilai penting bukan hanya karena merupakan satwa yang dilindungi, namun juga karena perannya sebagai penjaga keseimbangan alam dan keanekaragaman hayati. Hewan ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kelangsungan hidup spesies lain di wilayah jelajahnya.

Pejabat Lingkungan Hidup KPC Kiagus Nirwan mengatakan dalam keterangannya pada Jumat, 30 Agustus 2024: “Orangutan disebut spesies payung karena menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan menyebarkan benih. Peran orangutan sebagai hewan endemik memang unik. Biasa.

Nirwan yang menghadiri BUMI pada festival LIKE 2 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada pertengahan Agustus lalu menuturkan, KPC sedang melakukan kegiatan rehabilitasi ekstensif di rumah orangutan baru tersebut. Populasi orangutan memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai spesies payung, dan keberlanjutannya dianggap sebagai salah satu perhatian utama.

Reklamasi tambang merupakan proses pemulihan dan pemulihan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan. Proses ini dirancang untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan hidup, memulihkan kondisi tanah, air dan vegetasi serta fungsi ekosistem yang terganggu.

Nirwan menjelaskan, untuk menciptakan ekosistem reklamasi yang bisa menjaga kelangsungan hidup orangutan, tim KPC terus memperkaya ragam tanaman dan pakan hewan yang bersarang. “Setiap hektar lahan ditanami 833 bibit dari 16 spesies, 20% diantaranya merupakan tanaman pangan yang berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati,” jelasnya.

Nirwan menambahkan, KPC juga memiliki tim khusus penyelamat satwa yang terdiri dari dokter hewan, gugus tugas satwa, dan staf yang siap menerima laporan 24 jam jika terjadi konflik dengan orangutan. Tim telah menyelamatkan atau merelokasi sekitar 151 orangutan, katanya.

“Pemantauan rutin juga merupakan bagian penting dari operasi untuk memastikan keanekaragaman hayati terus berfungsi dengan baik seiring dengan proses reklamasi tambang,” jelasnya.

Ia menambahkan, berdasarkan pantauan di lapangan, terdapat sekitar 400 hingga 500 orangutan yang terlihat di area konsesi KPC. Pantau populasinya melalui penggunaan drone dan aplikasi pencitraan satelit untuk mengidentifikasi dan mengurangi keberadaan sarang orangutan di wilayah operasi secara akurat.

Sebagai informasi, wilayah operasional KPC meliputi Sangata dan Bangalong, diapit oleh dua kawasan lindung yang memiliki nilai keanekaragaman hayati tinggi, yaitu Taman Nasional Kutai dan kawasan mangrove di sepanjang Selat Makassar. Untuk menjaga kawasan ini, KPC bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

“BUMI dan KPC berkomitmen untuk memastikan kawasan rehabilitasi dapat menjadi rumah baru bagi orangutan dan berharap pengelolaan cagar alam dapat sejalan dengan rencana nasional agar lebih efisien dan efektif,” kata Vice President of Relations and Relations BUMI Investment. Investasi. Kepala Ekonom. J.Achmad Reza Widjaja.

Ia mengatakan, dalam jangka panjang, hal ini bertujuan untuk memastikan perkembangan perusahaan yang berkelanjutan dan tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours