KPI rancang program budidaya perikanan berkelanjutan Dumai Minapolitan

Estimated read time 4 min read

JAKARTA (ANTARA) – Keelang Pertamina Internasional (KPI) mencanangkan Program Minapolitan Dumai bagi Desa Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Riau untuk beralih profesi menjadi nelayan berkelanjutan.

Manajer Pengelola CSR & SMEPP PT KPI Edward Manaor Siahan di Jakarta, Sabtu, mengatakan, program tersebut ditujukan bagi para nelayan yang kehilangan pekerjaan akibat larangan aktivitas “ngokang” karena dianggap berbahaya dan kapalnya rusak. di Selat Malaka.

Aktivitas Ngokang merupakan aktivitas nelayan yang menggunakan perahu kecil untuk memuat barangnya ke kapal yang lebih besar.

Menurut Edward, tekanan terhadap nelayan Ngokang untuk mengubah hidup mereka meningkat pesat selama pandemi COVID-19. Aktivitas ekonomi yang lumpuh akibat pembatasan sosial berdampak langsung pada usaha ngokang.

Nelayan asal-asalan memelihara kucing tanpa modal dan pendidikan. Namun hasilnya kurang memuaskan dan sebagian besar ikan mati.

Para nelayan kemudian membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Palas Yaya yang beranggotakan 16 orang dan meminta bantuan Kilang Pertamina II Dumai International Chapter untuk lebih mengembangkan usahanya. Pertamina menyambut baik karena sabung ayam berbahaya dan harus dikurangi.

“Sebagian besar nelayan sudah berusia lanjut dan 47 persen nelayan berpendidikan SD. Keterbatasan sumber daya manusia dan terbatasnya pilihan pekerjaan memaksa mereka memiliki risiko pekerjaan yang tinggi dan kohesi sosial yang rendah. Oleh karena itu, program Minapolitan Dumai bertujuan untuk membantu perubahan profesi. ” penyediaan pusat pemancingan melalui inovasi telah dimulai,” kata Edward Manaor Seahan.

Pokdakan Palas Jaya Pertamina disebut menggunakan dana hibah untuk membangun 12 kolam berukuran 2m x 2,5m menggunakan lahan kosong. Bantuan juga berupa pengadaan ikan lele sebanyak 12.000 ekor dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Dumai, sumur bor sebagai sumber air bersih, instalasi listrik, pompa sirkulasi kolam, dan lain-lain.

Menurut Edward, pengembangan program tersebut akan dilakukan dengan penambahan 12 kolam baru pada tahun 2021, sedangkan di Pokdakan Istana Jaya terdapat 24 kolam.

Pada tahun 2022, seksi CPI Dumai akan memberikan dukungan lebih besar lagi. Pada tahun pelaksanaan program ini, terdapat 50 titik pengembangan pembenihan ikan.

Peningkatan kapasitas kelompok akan dilanjutkan pada tahun 2023. Alokasi kolam ikan telah disesuaikan untuk memaksimalkan hasil. Sebagian besar digunakan sebagai 12 kolam pembibitan untuk beternak bayi burung.

Unit KPI Dumai juga melatih mitranya dalam mendaur ulang sampah yang mereka hasilkan. Limbah tersebut diolah menjadi pakan konsentrat yang dapat diolah untuk budidaya ikan, serta menjadi pupuk organik yang menyuburkan tanaman.

Untuk mencegah gagal panen, Unit KPI Dumai memperkenalkan olahraga Air Cerdas dan Akurat, sistem pemantauan kualitas air berbasis panel surya (SIMORIKA) di Pokdakan Istana Jaya pada akhir tahun 2023.

“Dengan sistem ini, para pembudidaya dapat mengurangi hasil panen karena penurunan kualitas air dapat dideteksi sejak dini dan dimitigasi. Selain itu, juga dapat mengurangi pencemaran air yang berdampak negatif terhadap lingkungan akibat matinya ikan,” kata Dumai, anak perusahaan PT. Regional Manager Komunikasi, Relasi dan CSR KPI, Agustiyavan.

Menurut Agustiyavan, program SIMORIKA ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social, Governance (ESG) dan SDGs dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dimotori PT KPI. Dijelaskannya, tidak hanya dalam menghadapi revolusi industri 4.0, tetapi juga fenomena perubahan iklim, Pertamina harus melakukan inovasi dalam penerapan program TJSL.

“Melalui SIMORIKA, Pertamina berupaya meningkatkan pengetahuan para kelompok pendukung dalam pengenalan tanaman yang modern dan ramah lingkungan. Juga untuk mengurangi tingkat kegagalan tanaman akibat perubahan iklim,” kata Agustiyavan.

Pada tahun 2024, program Minapolitan Dumai yang mampu menambah tambak, budidaya ikan, produksi pangan, pangan olahan, pengolahan limbah dan teknologi pintar memasuki tahap konsolidasi program.

“Saat ini sudah 50 nelayan Ngokang yang beralih profesi. Kelompok ini mengembangkan pusat benih ikan dan mereplikasi budidaya ikan di daerah lain. “Juga dari segi inovasi, program ini telah memiliki hak paten pada alat pemilahan kucing spiral,” ujarnya.

Ramli, anggota Pokdakan Palas Jaya, menegaskan kelompoknya siap jika Pertamina tidak memberikan dukungan langsung jika memasuki exit program dalam waktu dekat.

“Namun kami berharap upaya ini dapat terus dipimpin. Yang terpenting, kami dapat melakukan aktivitas yang aman dengan risiko yang minimal dibandingkan berlayar siang malam di Selat Malaka,” kata Ramli.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours