Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat pada Sabtu

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara DKI Jakarta kembali memburuk dan dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) sebesar 155, masuk kategori sakit dan menempati peringkat ketujuh negara dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data pemantauan kualitas udara IQAir yang dipantau di Jakarta pada Sabtu pukul 05.00 WIB, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat dengan partikel halus PM2,5 sebesar 61 mikrogram per meter kubik.

Situs web yang sama mencatat bahwa konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini 12,2 kali lipat dari nilai kualitas udara tahunan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada hari dan jam yang sama, kota dengan kualitas udara tertinggi di dunia adalah Lahore (Pakistan) di peringkat 188, disusul Kampala (Uganda) di peringkat 179, dan Medan (Indonesia) di peringkat 167.

Oleh karena itu, masyarakat yang berencana melakukan aktivitas di luar ruangan sebaiknya memakai masker karena kualitas udara kembali memburuk.

Sementara itu, situs resmi Pemprov DKI, DKI air.jakarta.go.id, rata-rata cuaca di wilayah tersebut pada Sabtu termasuk kategori sedang.

Dari 31 stasiun pemantauan kualitas udara (AQMS), hanya satu titik yang terdaftar penyakit, yakni Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang berjumlah 101.

Sebelumnya, Ketua DLH DKI Asep Kuswanto mengatakan, perangkat yang digunakan untuk pemantauan kualitas udara telah teruji dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti SNI 9178:2023 yang merupakan standar pengujian kinerja perangkat pemantauan kualitas udara sensor rendah. . – biaya penggunaan.

Standar ini, lanjut Asep, memastikan perangkat pemantauan kualitas udara memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan data yang akurat dan konsisten.

Selain itu, SNI 19-7119.6-2005 mengatur metodologi penentuan lokasi pengambilan sampel untuk studi pengendalian kualitas udara, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours