Kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta pada Senin pagi masuk kategori tidak sehat dan menempati peringkat 8 kota dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 06:14 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 108 atau masuk kategori tidak sehat dengan pencemaran udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 38,5 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi ini setara dengan 7,7 kali pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2.5 adalah partikel udara yang lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Sektor tidak sehat, yaitu kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat membahayakan manusia atau kelompok hewan yang sensitif atau dapat membahayakan tanaman atau nilai estetika dengan kisaran PM2.5 lebih besar dari 100. Baca juga: Berikut adalah Tips 3M untuk mencegah penyakit polusi udara. .

Kategori Baik, yaitu tingkat kualitas udara yang tidak berdampak terhadap kesehatan manusia atau hewan serta tidak mempengaruhi tanaman, bangunan atau nilai estetika dengan rentang PM2.5 0-50.

Kemudian sektor yang sangat tidak sehat dengan kisaran PM2.5 200-299 atau kualitas udaranya dapat membahayakan kesehatan beberapa sektor masyarakat yang rentan.

Terakhir, kualitas udara yang berbahaya (300-500) atau secara umum dapat berdampak serius terhadap kesehatan penduduk.

Kota dengan kualitas udara terburuk berada di peringkat pertama yakni Lahore (Pakistan) di peringkat 178, peringkat kedua Kinshasa (Kongo) di peringkat 175, dan peringkat ketiga Kuwait di peringkat 154. Baca juga: DKI kini punya 31 Kualitas Udara Titik-titik Stasiun Pengukur. Platform pemantauan kualitas udara berdasarkan hasil pemantauan di 31 titik Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di seluruh wilayah kota.

Dari SPKU, data yang terkumpul disajikan melalui platform pemantauan kualitas udara sebagai penyempurnaan dari standar nasional yang sudah ada dan relevan.

Halaman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategy.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours